Poker Online Terpercaya
Saya serta suamiku sekarang ini telah dapat mempunyai tempat tinggal sendiri di lokasi Cimanggis. Dengan aktivitas kami semasing, praktis saat kebersamaan kami hanya dua hari dalam 1 minggu, yaitu hari Sabtu serta Minggu. Karenanya kami memakai saat kebersamaan
sebaik-baiknya.
Poker Online Terpercaya
Bagiku hubungan sex dengan suami tidak memprioritaskan jumlah. Kwalitas tambah lebih perlu, karna dengan kwalitas hubungan yang baik jadi kesenangan yang saya dapatkan malah begitu maksimum. Jadi dalam soal hubungan sex, pada saya serta suamiku tak ada problem. Sebagai problem yaitu terkadang saya berfantasi menginginkan lakukan hubungan sex dengan orang dari kelompok lower class!! Saya seringkali berfantasi serta begitu terobsesi untuk terkait dengan orang yang mempunyai gairah liar. Hal semacam ini karena sebab suamiku senantiasa memperlakukankudengan lembut. Tersebut problemnya!!
Saya seringkali memikirkan bagaimana rasa-rasanya terkait tubuh dengan beberapa orang yang kasar. Mungkin saja ini seperti fantasi liarku yang terpendam. Ini mungkin saja muncul dari kondisiku yang mulai sejak kecil senantiasa bergaul dengan wanita! Soalnya dari keluargaku semua terbagi dalam anak wanita! Dari tiga bersaudara sekandung saya adalah anak pertama, ke-2 adikku wanita serta mulai sejak saya berusia 16 th. ayahku wafat hingga praktis kami berempat termasuk juga ibuku wanita semuanya dalam satu tempat tinggal. Demikian halnya waktu bekerja, di kantorku jumlah karyawan paling banyak yaitu wanita! Karyawan lelaki cuma sebagian orang termasuk juga satpam, sopir
dan office boy.
Kata orang penampilanku begitu menarik! Saya tidak menyombongkan diri memanglah demikianlah sebenarnya. Kulitku putih bersih. Ukuran badanku begitu baik menurut pendapatku. Tinggi tubuhku 165 cm serta berat tubuhku 55 kg, serta ukuran dadaku 36B. Dengan kondisi fisik begini tidak susah bagiku untuk mengalahkan lelaki yang kuinginkan.
Di kantorku ada satu orang office boy yang membuatku tertarik juga akan kejantanannya. Orang itu namanya Parjo, datang dari Tegal, satu kampung denganku. Ia baru berumur 21 th.. Orangnya tinggi besar serta berwajah lumayan ganteng. Hal yang membuatku terkadang kagum oleh kejantanannya yaitu bau keringatnya yang menyengat serta asli ciri khas bau lelaki. Saya sering kali memikirkan bagaimana apabila saya disetubuhi olehnya. Saya kerapkali mengimpikan kalau mem*kku digenjot oleh batang kont*lnya yang dari luar celananya terlihat menggembung mengisyaratkan besarnya isi yang
ada didalamnya. Berikut satu diantara fantasi liarku, yakni disetubuhi oleh orang yang kasar seperti dia. Saya gampang saja dekat dengannya karna kami datang dari satu kabupaten cuma lain kecamatan.
Jadi seseorang Senior Marketing saya tempati ruangan spesial jadi kantorku.
Pembaca janganlah memikirkan bila ruangan spesial di kantorku ruangannya tertutup serupa sekali. Tidak, ruangan kantorku sesungguhnya beberapa serupa aula yang luas! Hanya disekat-sekat dengan partisi. Ruangan spesial yang kumaksudkan yaitu dalam satu ruang yang disekat partisi dengan luas kurang lebih 2, 5 x 2 m cuma ditujukan bagiku. Karyawan beda yang tingkatannya masih tetap di bawahku umumnya tempati satu ruangan yang disekat dengan bersama sekitaran 3 atau 4 orang dalam satu ruang. Dengan hal tersebut saya memiliki semakin banyak privasi di kantorku ini.
Saya sering kali membuka-buka internet terlebih bebrapa waktu istirahat pada jam-jam mendekati kerja lembur. Soalnya dengan membaca kisah- kisahnya fantasiku dapat melayang-layang sesuai sama jalur narasi yang dibawakan si penulis! Saya tidak perduli bila itu cerita riil atau hanya karangan si penulis.. Yang perlu bagiku dapat memuaskan imajinasiku, titik! Oh ya.. Karna kesibukanku, saya sering kali mesti bekerja lembur sore hari sampai hingga jam 20. 00 saya baru keluar kantor. Dalam 1 minggu, mungkin saja saya kerja lembur sepanjang 3 hari. Bagiku lembur tambah baik dibanding mesti terserang macet di jalan yang setiap hari senantiasa menghantui Jakarta. Yach.. Dari pada saat terbuang karna macet di jalanan, mendingan kerja lembur dapat bisa penambahan uang berbelanja, iya kan?
Poker Online Terpercaya
Saya mulai terangsang waktu membaca kisah- cerita yang betul-betul erotis. Ingatanku jadi melayang-layang pada fantasi liar yang senantiasa mengobsesiku. Tak tahu karna kebetulan atau memanglah nasib tengah mujur.. Nyatanya office boy sebagai incaranku waktu itu tengah bersihkan ruangan meeting yang besok pagi juga akan dipakai untuk rapat pelajari bulanan. Ruangan meeting itu persis ada di samping ruangku hingga waktu si Parjo lewat, keringatnya yang baunya menusuk pernah tercium olehku. Fantasiku semakin menggebu-gebu demikian mengendus aroma keringatnya itu.
Saya selekasnya mencari akal bagaimana langkahnya supaya si Parjo mendekatiku. Pada akhirnya saya miliki akal untuk menyuruhnya bersihkan ruangku yang berniat kubuat berantakan. Ini kumaksudkan supaya Parjo ada dekat denganku serta saya dapat selalu mengendus keringatnya yang seksi itu.
Dengan taat pada akhirnya Parjo datang juga ke ruangku serta mulai membereskan tempatku yang memanglah berantakan. Saya tetap masih buka website ngeres ini sembari hirup aroma keringatnya yang makin menyengat waktu ia mulai bekerja. Saya pernah meliriknya waktu ia mencuri-curi pandang ke arah pahaku yang 1/2 terbuka. Saya memanglah menggunakan rok pendek hingga pahaku yang putih tahap terlihat begitu indah serta begitu kontras dengan rok pendekku yang berwarna gelap. Parjo memalingkan berwajah dengan malu waktu kutangkap basah mencuri- curi pandang ke arah pahaku.
Saya tetaplah pura-pura repot lihat monitor sembari membaca narasi erotis yang tersaji di depanku. Parjo yang tengah berjongkok bersihkan kolong mejaku terlihat berhenti bergerak. Dengan pojok mataku kulihat ia tengah memerhatikan ke-2 pahaku dari kolong mejaku. Kubiarkan saja hal tersebut berlangsung. Iseng-iseng saya menggodanya supaya ia pusing sendiri lihat keindahan pahaku.
Saya tidak mengira bila nyatanya Parjo seberani itu. Mendadak saya terasa ada benda hangat menyentuh pahaku yang 1/2 terbuka. Saya tercekat merasakan ia senekat itu, walau sebenarnya pernah kudengar masih tetap ada nada orang yang lain yang tengah terlibat percakapan di ruangan samping. Nyatanya masih tetap ada dua orang kolegaku yang belum juga keluar. Mereka tengah bersiap-siap pulang serta tengah jalan mendekat ke ruangku untuk pamitan. Saya tidak berani berteriak waktu tangan Parjo yang nakal mulai menggerayangi pahaku dari kolong mejaku. Saya cuma berupaya mengatupkan ke-2 pahaku supaya tangannya tidak bergerak sangat jauh. Saya menggigit bibirku menahan geli waktu tangannya
yang kasar mengelus-elus paha sisi dalamku serta tangannya yang terjepit ke-2 pahaku berupaya bergerak- gerak ke atas.
“Mbak Linda.. Ingin lembur lagi” terdengar nada Ida salah seseorang staf sisi purchasing menyapaku dari luar ruang. “Ehh.. Ii.. Iya habis buat persiapan meeting besok” saya tergagap menjawab pertanyaannya.
Saya cemas bebrapa bila si Ida serta Dewi yang waktu itu belum juga pulang masuk ke ruangku serta tahu apa yang berlangsung. Yang kurang ajar sekali lagi, nyatanya tangan Parjo selalu memaksa bergerak ke atas sampai saya tidak dapat menahannya sekali lagi. Saat ini tangannya telah mulai meraba serta meremas vaginaku dari luar CD nylonku. Saya yang barusan telah terangsang karna bacaan narasi ngeres makin terangsang sekali lagi dengan perlakuan Parjo itu.
“Kita pulang duluan ya Mbak.. Hingga ketemu besok! Salam buat Rio si kecil”.
Nada Dewi sedikit melegakanku, karna kekhawatiranku bila mereka juga akan nyelonong ke ruangku tidak berlangsung. Mereka berdua segera keluar ruang. Saat ini di kantor cuma tinggal saya serta Parjo yang waktu itu masih tetap repot meremas vaginaku dari luar CD-ku.
Saya yang sangatlah terangsang tidak bisa menampik sekali lagi apa yang ia perbuat. Tanpa ada sadar saya buka ke-2 pahaku agak lebar. Memperoleh angin sesuai sama itu, jari Parjo yang nakal selekasnya menyelinap kedalam CD- ku serta mulai mengorek-ngorek lubang vaginaku yang telah mulai basah. Napasku telah mulai memburu menahan gejolak yang mulai menekan.
Konsentrasiku membaca telah mulai hilang karna pandangan mataku mulai kabur terima rangsangan Parjo. Saat ini tidak cuma tangannya yang aktif bergerilya di selangkanganku yang sedikit terbuka. Lidah Parjo juga mulai bergerak menjilati ke-2 pahaku sembari bersimpuh dimuka kursiku. Rok pendekku dipaksanya terbuka sampai pahaku makin terbuka.
Poker Online Terpercaya
pahaku dibarengi dengan gigitan-gigitan kecil. Hilang ingatan, Parjo rupanya tahu bila saya tengah buka narasi ngeres waktu ia masuk serta kusuruh bersihkan ruangku hingga ia berani melakukan perbuatan kurang ajar padaku. Saya sebenarnya barusan hanya menggoda saja. Saya tidak mengira bila juga akan selama ini.
“Jo.. Jang.. anhh” saya mendesis namun tidak berani berteriak karna takut bila ada orang yang mendengar. Tetapi Parjo rupanya telah kesetanan. Pantatku ditariknya ke bawah sampai saya terduduk di ujung kursiku. Hal semacam ini mempermudah Parjo membuka rokku serta menarik CD-ku sampai ke lututku. Tanpa ada menghabiskan waktu, Parjo mengangkat ke-2 pahaku serta mementangkannya di atas
kepalanya. Berwajah menyuruk ke selangkanganku serta lidahnya menghunjam kedalam lubang vaginaku yang sangatlah basah. Saya tidak dapat bergerak sekali lagi. Tangannya yang kuat memegang erat ke-2 pahaku sampai tidak dapat sekali lagi bergerak. Saya takut memberontak karna saya telah duduk di ujung kursi, jadi bila bergerak dengan keras saya mungkin saja dapat jatuh.
Saya cuma pasrah serta nikmati saja apa yang semestinya tidak bisa kulakukan.
Saya memanglah terobsesi bercinta dengan orang kasar seperti dia, tetapi itu cuma hanya fantasi liarku. Saya tidak mau mengkhianati suamiku. Tekanan birahi makin menyergapku waktu lidah Parjo menyodok masuk kedalam lubang vaginaku serta bergerak kasar menggesek-gesek menggelitik lubang vaginaku. Lidahnya yang kasar bergerak liar makin dalam kedalam lubang kemaluanku. Napasnya
yang menggemuruh kurasakan menghembus bibir vaginaku.
Mataku mulai berkunang-kunang menahan gejolak nafsuku yang semakin meledak-ledak.
Perutku telah mulai kejang karna bibir Parjo mulai menyedot-nyedot itilku yang sangatlah membengkak. Saya nyaris saja menjangkau orgasme waktu mendadak telepon di mejaku berdering.
“Jo.. Stop.. Stopp” Seakan-akan tersadar juga akan kondisiku, saya selekasnya berteriak keras hentikan kesibukan Parjo. “Ma.. Maaf Bu.. ” katanya.
Mungkin saja karna takut saya juga akan berteriak, Parjo selekasnya berhenti serta segera keluar ruangku dan menghilang kedalam meeting room. Saya selekasnya membereskan bajuku yang berantakan serta mengatur napas sebelumnya mengangkat telepon.
“Halloo.. ” sapaku di telepon. “Mah.. Ini saya Edy! Ingin pulang keduanya sama tidak? ” terdengar nada suamiku di seberang sana. “I.. Iya.. Saya tunggulah Pah.. ” pada akhirnya saya mengambil keputusan untuk jadi lembur hari itu.
Saya terasa bersalah dengan suamiku. Untung saja barusan suamiku menelepon sampai saya tidak melakukan perbuatan sangat jauh dengan si Parjo. Untuk menutupi rasa bersalahku sekalian menyelesaikan apa yang tadi
sudah diawali oleh Parjo, malam itu saya mengajak suamiku bermain cinta. Saya melayani suamiku dengan keseluruhan. Kami yang umumnya bermain cinta sekali, malam itu saya memohon suamiku
menyetubuhiku sampai 3x. Hilang ingatan! Untung saja suamiku tidaklah terlalu berprasangka buruk dengan keganjilan ini. Hari ini saya selamat dari perbuatan selingkuh.
Saat jalan demikian cepat. Tidak merasa telah nyaris sebulan mulai sejak peristiwa saat saya nyaris saja mengkhianati suamiku dengan peristiwa di ruang kantorku. Saya juga telah mulai bisa melupakan peristiwa itu soalnya sampai kini saya juga nyaris tidak sempat lihat Parjo. Saya juga tidak berupaya menginginkan ketahui keberadaannya.
Kurang lebih 1 minggu mendekati bulan puasa aktivitasku makin bertambah repot. Saya mesti banyak menyiapkan aktivitas promosi mendekati penjualan untuk hari raya lebaran kelak. Karenanya saya banyak lakukan lembur seperti umumnya.
Saya masih tetap ingat waktu itu hari Kamis tanggal 7 Oktober, saya seperti umumnya lembur di kantor. Waktu itu yang berada di kantor hanya saya serta Ida yang tengah lembur merampungkan tugasnya. Kurang lebih jam 18. 00, Ida mendatangi ruangku serta mengajakku pulang bersama, tetapi saya yang masih tetap mesti merampungkan sebagian laporan memohonnya untuk pulang duluan, hingga praktis di kantor cuma tinggal saya sendirian. Saya tidak takut karna telah punya kebiasaan, sekali lagi juga ada security yang senantiasa berjaga-jaga di lobby bawah di lantai satu.
Tak tahu karna ruang AC yang dingin atau mungkin saja karna mulai sejak sore barusan saya belum juga ke rest room jadi saya terasa menginginkan sekali buang air kecil. Karna tekanan itu saya juga meninggalkan ruangku serta pergi ke rest room yang letaknya diluar ruang kantor tetapi masih tetap satu lantai dengan kantorku. Karna saya percaya telah tak ada orang yang lain, jadi saya melepas CD-ku serta memasukannya ke tasku sebelumnya ke rest room. Hal semacam ini kulakukan supaya gampang melepas hajatku kelak. Praktis waktu itu saya tanpa ada kenakan CD waktu pergi ke rest room. Toh rok pendekku cukup tidak tipis, jadi bila juga masih tetap ada orang tidak bakalan ketahuan, fikirku.
Poker Online Terpercaya
Waktu itu saya tengah membereskan bajuku dimuka cermin di ruang rest room.
Saya terperanjat 1/2 mati waktu saya tersadar kalau nyatanya di rest room telah ada orang yang lain terkecuali diriku. Yang lebih mengagetkan nyatanya orang itu yaitu Parjo yang sejak dari barusan memerhatikan diriku waktu mematut diriku dimuka cermin.
Belum juga pernah hilang rasa terkejutku, Parjo telah mendatangi serta segera memeluk badanku. Saya yang termasuk juga telah cukup tinggi untuk ukuran wanita nyatanya masih tetap sangat kecil apabila dibanding dengan Parjo. Mungkin saja tingginya sekitaran 175-an lebih karna nyatanya tinggi badanku cuma hanya hidungnya saja. Terkecuali tinggi, badan Parjo begitu kekar serta tegap sampai saya tidak dapat bergerak saat
ke-2 tangannya yang kuat menyergapku.
Didekapnya badanku erat-erat dengan ke-2 lengannya yang kuat. Lalu sembari sedikit menundukkan kepalanya, bibir Parjo yang tidak tipis mulai menyentuh bibirku. Lidahnya mulai menerobos bibirku serta mencari-cari lidahku. Napasnya mendengus dengus menggelora. Saya tidak dapat
menghindar karna badanku terjepit lengannya yang demikian kuat.
“Hmmngghh.. Ughh.. ”, waktu lidah Parjo bisa temukan lidahku, ia mulai mengerang dengan nada yang betul-betul maskulin. Saya yang semula berupaya meronta-ronta, mulai berdesir
darahku mendengar erangan maskulinnya itu.
Saya terasa begitu dekapan Parjo demikian ketat menarik badanku sampai badanku serta badannya berhimpitan begitu ketat. Saya bisa rasakan ada benda yang mengganjal di perutku dari balik celana Parjo. Tangan Parjo yang mendekapku mulai bergerak nakal. Satu tangannya mulai meremas buah pantatku dari luar rok ketatku sedang tangan satunya begitu ketat mendekap punggungku.
Saya mulai terangsang waktu lidah Parjo yang bergerak liar didalam mulutku mulai mendorong-dorong lidahku serta tangannya yang semula meremas-remas buah pantatku mulai membuka rokku ke atas. Rokku ditariknya ke atas sampai pantatku yg tidak tertutup CD selekasnya tersentuh segera oleh telapak tangannya yang kasar. Saya menggerinjal karna tangannya yang kasar merasa geli di pantatku
yang halus.
“Hhsshh.. Oughh.. ” tanpa ada sadar saya sedikit melenguh karna tangan kasar Parjo meremas buah pantatku yang terbuka dengan gemasnya. Napasku mulai memburu serta gairahku mulai terganggu. Terlebih bau keringat Parjo yang menusuk begitu maskulin dalam penciumanku.
“Ja.. Janganlah.. Joo.. Ohh.. Sshh” pada sadar serta tidak saya masih tetap pernah meronta serta mulutku masih tetap coba menghindar perbuatan Parjo lebih jauh. Tetapi seakan tidak perduli dengan desisanku atau mungkin saja karna penolakanku tidak demikian benar-benar sungguh, Parjo tetaplah saja merangsekku dengan serbuan-serbuan erotisnya.
Lidah Parjo selalu saja menjilat-jilat mulutku serta turun ke daguku. Saya makin gelisah terima rangsangan ini, terlebih tangan Parjo yang semula meremas remasa pantatku saat ini berubah ke depan dan
mulai mengelus-elus daerah perut dibagian bawah pusarku. Badanku bergoyang-goyang kegelian menahan serbuan tangan nakal Parjo yang telah mulai merambah daerah selangkanganku.
“Joo.. Jang.. Jangannhh.. Ohh.. ” saya makin mendesis pada menampik serta tidak.
Tangan Parjo yang nakal makin liar mengaduk-aduk daerah sensitifku. Mulutnya semakin gencar menyedot-nyedot leherku. Seakan tidak perduli dengan rengekanku, Parjo selalu saja bergerak. Saat ini tangannya bahkan juga mulai meremas-remas labia mayoraku yang telah mulai basah berlendir.
Badanku tersentak waktu jari tangan Parjo mulai menyelinap kedalam labia mayoraku serta mulai mengorek-korek benjolan kelentitku. Digerakannya jarinya berputar-putar putar menggesek kelentitku. Kakiku seakan telah tidak bertenaga sampai badanku telah tersandar seutuhnya di pelukan Parjo. Sembari selalu memutar-mutar jarinya di benjolan kelentitku, Parjo mulai mendorong badanku dan
diangkat untuk didudukkan diatas toilet rest room yang dingin itu. Saya yang telah mulai pasrah cuma diam saja atas perlakuannya.
Parjo lantas melepas jarinya dari selangkanganku serta ia mulai berjongkok dihadapanku. Berwajah ada dekat sekali dengan selangkanganku yang terbuka lebar.
“Aw.. Ohh.. ” badanku kembali tersentak waktu mendadak Parjo menyurukkan berwajah ke selangkanganku serta mulutnya menyedot-nyedot bibir kemaluanku.
Lidahnya yang panas menerobos masuk diantara labia mayoraku serta mengais-ngais daging hangat lubang vaginaku. Tanpa ada sadar saya meremas rambut Parjo yang jabrik itu. Tanpa ada bicara, Parjo selalu bekerja! Ya sedikit bicara banyak bekerja!! Ini benar- benar pas untuk kondisi Parjo waktu itu. Lidahnya saat ini mulai mempermainkan kelentitku yang telah makin mengembang. Perutku mulai kejang karna menahan kesenangan yang nyaris meledak.
“Shh.. Ouhh.. Shh.. Ter.. Rushh Jo.. ” bibirku tidak henti-hentinya berdecap menahan kesenangan yang mulai naik ke ubun-ubunku.
Poker Online Terpercaya
bila saya telah nyaris menjangkau orgasme. Lidahnya makin hilang ingatan mempermainkan kelentitku. Bibirnya menyedot semua cairan yang makin buat vaginaku basah. Saya nyaris saja
menjangkau klimaks waktu tiba tiba Parjo menarik kepalanya dari selangkanganku. Saya nyaris saja terjatuh dari dudukku karna pantatku tanpa ada sadar bergerak maju menguber muka Parjo yang
ditariknya.
Parjo betul-betul mempermainkan saya. Waktu saya telah mendekati orgasme, mendadak ia hentikan pekerjaannya yang belum juga selesai. Napasku telah ngos-ngosan karna diterpa nafsu. Parjo yang sudah
berdiri di depanku mulai melepas gespernya serta memerosotkan celana sekalian CD-nya sampai ke lututnya. Saya betul-betul terperanjat lihat kont*l Parjo yang mengagumkan. Besar serta panjang..
Mengagumkan. Saya ngeri memandangnya. Jangan-jangan vaginaku dapat jebol dibuatnya. Betul-betul sesuai sama ukuran badannya yang perkasa. kont*l Parjo yang perkasa berdiri tegak mengacung ke arah wajahku yang terpaku memandangnya. Tanpa ada berikan peluang padaku untuk terlalu lama lihat kont*lnya yang perkasa, Parjo selekasnya menarik badanku serta membaliknya. Saat ini saya berdiri menghadap cermin. Ke-2 tanganku bertumpu diatas toilet yang barusan kududuki. Tangan Parjo yang kekar mendorong punggungku sedikit membungkuk sampai pantatku agak menungging. Lantas ke-2 kakiku digesernya supaya lebih buka.
Bulu-bulu di badanku mulai merinding waktu ada benda hangat serta tumpul mulai bergesek-gesek di bibir kemaluanku coba masuk. Lubang vaginaku yang telah licin begitu menolong penetrasi yang
dikerjakan Parjo dari arah belakang.
“Oghh.. ” kudengar Parjo menahan napas waktu ujung kont*lnya yang seperti topi baja mulai terjepit labia mayoraku. Saya juga tidak dapat bernapas karna benda itu merasa sesak sekali mengganjal
selangkanganku. “Hkk.. Hh.. Shh.. Ouchh” saya mendesis tercekat.
Parjo agak kesusahan mendorong kont*lnya masuk kedalam lubang vaginaku yang agak kesempitan terima serbuannya. Saya sendiri heran, saya yang telah sempat melahirkan merasa seperti perawan
saja waktu ditembus batang kont*lnya. Selalu jelas ukurannya jauh semakin besar dibanding dengan punya suamiku. Saya jadi lupa diri waktu itu. Yang kutahu saya mesti menyelesaikan gairah napsuku.
Berulang-kali Parjo selalu mendorong batang kont*lnya. Tanpa ada sadar saya turut membantunya dengan menggeser pantatku sampai kont*l Parjo terdorong masuk. Badanku bergetar karna semua lubang vaginaku seperti tergores oleh besarnya kont*l Parjo yang baru masuk kurang lebih setengahnya saja.
“Ouchh.. Hhahh.. ” saya berulang-kali juga mendesis menahan nikmat yang kembali naik ke kepalaku.
Dengan perlahan Parjo kembali menarik batang kont*lnya dari jepitan lubang vaginaku. Didorongnya sekali lagi sampai jadi bertambah dalam batang itu menerobos masuk kedalam lubang vaginaku yang sudah
mulai dapat menyesuaikan dengan besarnya kont*l Parjo. Saat ini pergerakan maju mundur batang kont*l Parjo mulai lancar.
“Hugghh.. ” kami keduanya sama menahan napas waktu kurasakan semua batang kont*l Parjo telah masuk kedalam jepitan lubang vaginaku sampai ke pangkalnya. Itu saya rasakan karna pantatku melekat ketat pada kantung biji telur kemaluan Parjo. Lubang vaginaku merasa berdenyut-denyut meremas batang kont*l Parjo yang penuhi lubang vaginaku. Panjang sekali batang kont*lnya sampai mulut rahimku seakan-akan seperti tersodok benda tumpul. Badan kami terdiam seperti terpatok satu serupa beda oleh pasak yang menyumpal lubang kemaluanku.
Tangan Parjo yang semula memegang ke-2 bagian pinggulku mulai menyelinap kedalam gaunku serta bergerak meremas ke-2 payudaraku. Tangannya yang kasar buat badanku menggelinjang waktu meremas payudaraku yang telah lepas dari BH-ku. Kait BH-ku memanglah berada di depan sampai gampang untuk Parjo melepas penjepitnya.
Poker Online Terpercaya
Sembari berpegangan pada ke-2 payudaraku, Parjo selalu mendorong serta menarik pantatnya. Pergerakan batang kont*l Parjo dalam lubang kemaluanku makin lancar karna telah banyak cairan pelicin keluar dari lubang kemaluanku. Mulut Parjo yang tidak henti- hentinya menjilati kudukku merasa makin membuatku melayang-layang ke awan tidak bertepi.
Tangan Parjo yang semula meremas payudaraku dilepasnya serta menarik wajahku supaya menengok ke belakang. Bibirku segera dipagutnya dengan bibirnya yang tidak tipis demikian wajahku melihat. Lidah Parjo selekasnya didorong masuk kedalam mulutku serta mulai menggelitik rongga mulutku. Saya jadi ingat waktu membaca majalah porno yang dibawa suamiku dahulu. Ini rupanya yang dimaksud tempat 99. Baru kesempatan ini saya merasakannya.
Tempat 99 dikerjakan dengan ke-2 pasangan menghadap ke arah yang serupa, lelaki di belakang serta wanita dimuka. Penis lelaki menusuk vagina atau anus si wanita dari arah belakang, sesaat tangan si lelaki meremas-remas payudara si wanita serta keduanya sama-sama berpagutan bibir. Indah sekali!!
Saya tidak sempat memikirkan bila pada akhirnya saya lakukan hubungan sex dengan tempat begini. Tangan Parjo kembali menyelinap kedalam gaun kerjaku serta mulai kerjakan tugasnya meremas-remas ke-2 payudaraku. Bibirnya memagut bibirku dengan lidahnya mendorong-dorong lidahku. Sesaat batang kont*lnya selalu menghunjam lubang vaginaku tanpa ada ampun. Berulang-kali rambut kemaluan Parjo yang kasar seperti habis dicukur menggaruk-garuk pantatku waktu kont*lnya melesak kedalam lubang vaginaku sampai ke pangkalnya. Saya juga berulang-kali mengerang tanpa ada rasa malu-malu sekali lagi. Saya memanglah senantiasa ribut bila tengah bersenggama.
Tanpa ada mesti diperintah, saya mulai menggoyangkan pantatku mengikutiirama tusukan kont*l Parjo. Badanku mulai terhentak-hentak serta pergerakan pantatku telah tidak teratasi. Pantatku makin cepat bergoyang serta mundur menyongsong dorongan kont*l Parjo sampai masuk sedalam-dalamnya kedalam jepitan lubang vaginaku.
“Ter.. Rushh.. Joo.. Oohh” saya selalu mendesis-desis tidak teratasi. Badanku seakan melayang-layang serta enteng. Parjo makin cepat menarik serta mendorong kont*lnya menghunjam lubang vaginaku. Aku
tersentak. Perutku merasa kejang menahan tekanan yang nyaris meledak.
“Terushh Linn.. Terushh.. ” kudengar Parjo menggeram sembari menusuk-nusuk lubang vaginaku semakin kencang. Lantas mulutnya kembali melumat bibirku serta tanpa ada bisa kutahan sekali lagi badanku berkelojotan melepas ledakan birahi yang telah tidak terbendung sekali lagi. Saya menggigit bibir Parjo yang melumat bibirku. Ketika yang serupa, badan Parjo juga menggeliat serta tersentak-sentak seperti penari breakdance. Badan sisi bawah kami yang sama-sama melekat menggeliat dengan berbarengan. Pantatku yang melekat ketat serta seperti terpaku pada tulang kemaluan Parjo memutar tidak teratasi.
“Arghh.. Shh.. ” seperti suar koor, kami berdua menggeram dengan berbarengan.
Otot-otot vaginaku berdenyut-denyut mencengkeram kont*l Parjo yang tertanam seutuhnya didalamnya. Cratt.. Cratt.. Cratt.. Crat.. Crat.. Pada akhirnya kont*l Parjo mengedut-ngedut serta hampir
lima kali menyemburkan cairan hangat yang menyiram kedalam mulut rahimku. Merasa demikian kencang semprotan air mani Parjo menyemprot dalam lubang vaginaku. Kami selalu bergerak sampai selesai telah air mani Parjo terperas denyutan lubang vaginaku.
Pada akhirnya kami keduanya sama terdiam lemas tidak berdaya. Napas kami sama-sama memburu.
Denyut jantungku berdentum sesudah berusaha keras memburu kesenangan. Saya yang kelelahan tidak dapat bergerak sekali lagi serta ambruk diatas toilet. Kubiarkan saja kont*l Parjo yang masih tetap menancap
erat dalam lubang vaginaku. Badan Parjo juga ambruk menindihku. Pantatku tetaplah melekat ketat pada tulang kemaluannya. Saya rasakan begitu banyak cairan air mani yang disemprotkan Parjo ke
dalam lubang vaginaku sampai beberapa meleleh ke pahaku.
Perlahan kont*l Parjo mulai melembek serta pada akhirnya lepas dari jepitan lubang vaginaku dengan sendirinya. Sebagian waktu lalu Parjo bangkit serta masuk ke WC. Kudengar nada gemericik air, mungkin saja ia tengah bersihkan kont*lnya yang lengket oleh cairan kami berdua. Ia juga ambil tissue dari WC serta lalu bersihkan lelehan air maninya yang membasahi pahaku dengan tekun. Sekian kali ia mondar- mandir ke WC ambil tissue serta bersihkan semuanya cairan dari selangkanganku. Geli sekali rasa-rasanya waktu tangannya yang kasar dengan nakal meremas-remas vaginaku waktu bersihkan dengan tissue.
“Terima kasih Lin.. Sorry saya telah tidak tahan menginginkan nikmati keindahan badanmu” ia tak akan menyebutku dengan ibu namun segera namaku demikian saja. Saya cuma terdiam. Saya sesungguhnya menyesal juga sudah lakukan pengkhianatan pada suamiku. Namun semuanya telah telanjur. Saya hanya
Poker Online Terpercaya
Saya membereskan bajuku serta kembali pada ruangku dengan langkah gontai karena kelelahan sesudah bersetubuh sembari berdiri barusan. Parjo juga selekasnya bersihkan lantai dari lelehan air maninya yang
tercecer di rest room itu.
Jarum jam telah tunjukkan jam 19. 30 malam waktu saya masuk ruangku. Jadi nyaris satu jam saya bersetubuh dengan Parjo di rest room barusan. Saya masih tetap begitu capek sampai tidak dapat lagi
berkonsentrasi dengan pekerjaanku. Saya cuma terpaku dimuka mejaku memandang monitor monitor yang tetaplah menyala.
Saya tersentak dari lamunanku waktu HP-ku berdering. Kulihat di monitor nyatanya suamiku menelpon.
“Hallo mah.. Kemana sajakah anda? Dari barusan kutelepon kok tidak diangkat? ” terdengar nada suamiku di seberang sana. “Oh.. Eh.. Anu.. Barusan saya ke toilet.. Habis perutku rasa-rasanya mulas sesudah makan siang” jawabku mencari argumen yang pas. “Tapi.. Anda tidak apa- apa kan? ” terdengar nada Mas Edy agak cemas “Enggak apa-apa kok pah.. ” jawabku. “Ya telah bila tidak apa-apa.. Ingin pulang bareng tidak? ” kata suamiku sekali lagi. “Enggak ah.. Saya masih tetap ingin lembur soalnya laporan harus usai malam hari ini juga” saya yang memanglah punya niat ingin melanjutkan pekerjaanku memohon suamiku tak perlu menjemputku.
Saya kembali memandang monitor yang menyala di depanku. Fikiranku belum juga dapat di ajak berkonsentrasi. Saya begitu terasa bersalah sudah mengkhianati suamiku yang demikian mencintaiku. Di bagian beda aku
terasa ada rasa aneh waktu mengingat peristiwa barusan. Fikiranku masih tetap melayang-layang ke tempat beda waktu ada tangan kuat memelukku dari belakang. Saya kembali tersadar dari lamunanku.
“Eh.. Su.. Telah Jo.. Janganlah lagi” saya berupaya berontak sesudah saya tahu kalau yang memiliki tangan kekar itu nyatanya Parjo yang memelukku dari belakang. “Enggak apa-apa Lin.. Saya sayang serupa anda.. ”
bisik Parjo sembari memelukku. Saya tidak dapat melawan Parjo yang telah mulai bernafsu sekali lagi. Terlebih badanku masih tetap merasa lemas sekali mulai sejak digoyang Parjo di rest room barusan.
Napas Parjo yang memburu merasa panas menghembus di leherku waktu lidahnya mulai menyebar menjilati kudukku. Saya masih tetap berupaya menghindar waktu bibirnya berupaya mencium pipiku. Namun tangan Parjo yang kuat selekasnya memaksa wajahku menghadapnya serta bibirnya yang tidak tipis selekasnya melumat bibirku. Saya cuma dapat tutup bibirku erat-erat jadi usaha penolakanku. Tetapi lidah Parjo tidak putus harapan berupaya menggesek bibirku serta menyelinapkannya kedalam mulutku. Pada akhirnya pertahananku bobol juga. Lidah Parjo berhasil menyelinap kedalam mulutku serta mulai mendorong-dorong lidahku. Tangannya yang kuat mulai meremas-remas payudaraku dari luar gaun.
Memperoleh rangsangan sesuai sama itu, perlahan- tempat gairahku mulai bangkit sekali lagi. Lidahku pada akhirnya membalas dorongan lidahnya sampai kami sama-sama berpagutan. Sembari tetaplah menciumi lidahku, Parjo mengangkat badanku serta memondongku dibawa ke ruangan meeting VIP yang spesial digunakan menjamu tamu VIP. Ruang itu cukup luas serta diperlengkapi dengan sofa yang empuk.
Badanku selekasnya dihempaskan ke sofa itu serta kembali Parjo mencumbuku dengan ganasnya. Dengan sikap posesif, Parjo selalu mencumbuku di ruangan meeting VIP itu. Semua badanku mulai bergelora serta tergelitik. Tangan Parjo yang trampil mulai melepas kancing gaunku satu persatu. Saat ini saya cuma kenakan rok ketat serta BH. Kembali Parjo menggumuliku di sofa empuk itu. Lidahnya yang semula menggelitik lidahku mulai berubah turun ke leherku, disamping itu tangannya selekasnya melepas pengait BH-ku serta melepas BH itu sampai badan sisi atasku telah tanpa ada penutup sekali lagi.
Poker Online Terpercaya
“Ohh.. ” tanpa ada sadar saya menggumam waktu ke-2 puting payudaraku yang didekatkan satu serupa beda dilumat mulut Parjo dengan rakus dengan berbarengan. Lidahnya yang kasar serta panas mempermainkan ke-2 puting payudaraku. Badanku merasa bergetar menahan gairah.
Saya tidak henti-hentinya mendesis menahan geli serta nikmat waktu mulut Parjo melumat payudaraku dengan gemasnya. Tangan Parjo lantas melepas hanya satu penutup badanku. Rokku dilepasnya sampai saya betul- benar telanjang bulat. Saya baru kesempatan ini telanjang bulat di kantorku sendiri. Saya berbaring kemampuanng di sofa sembari tanganku berupaya menutupi selangkanganku karna jengah. Mata Parjo tidak sempat terlepas dari badanku saat ia buka bajunya satu untuk satu.
Saya menahan napas lihat Parjo yang telah telanjang bulat di depanku. Perutnya datar serta keras. Tungkai serta lengannya yang kuat begitu lebat ditumbuhi rambut. Badannya tegap berotot, urat-urat darah yang kuat tampak terang di lengannya. Parjo lantas duduk di dekat badan telanjangku.
“Tubuhmu seksi sekali Lin.. ” bisik Parjo di telingaku.
Tangannya selekasnya bergerak mengelus dadaku. Ibu jarinya lakukan pergerakan melingkar diatas payudaraku sampai membuatku menggelinjang kegelian. Tangannya lantas meraba perutku serta selalu berubah turun serta singkirkan tanganku yang menutupi selangkangan. Ditangkupkannya telapak tangannya di bukit vaginaku serta ditekankannya tangannya disana sembari meremas perlahan.
“Ohh.. ” saya cuma mendesis menahan gairah.
Parjo lantas menundukkan berwajah serta merangkak di atasku dengan tempat terbalik. Mulutnya selekasnya menyerbu payudaraku. Lidahnya menyapu-nyapu semua permukaan kulit payudaraku serta menyedot putingku dengan gemasnya. Tanpa ada sadar tanganku bergerak meremas-remas rambut kepalanya. Parjo juga makin semangat demikian memperoleh tanggapan dariku.
Lidahnya selalu merayap turun sampai ke perutku. Saat ini wajahku menghadap dadanya yang bagian. Mulutku yang melekat ketat di dadanya dengan automatis mulai merespons. Keringat Parjo yang
berbau menyengat jadi obsesiku. Saya tidak menyia-nyiakan untuk rasakan keringatnya. Lidahku tanpa ada malu-malu sekali lagi mulai menjilati puting dada Parjo yang hitam kecoklatan.
Lidah Parjo selalu turun ke selangkanganku. Automatis wajahku saat ini menghadap ke arah selangkangannya yang merangkak di atasku dengan tempat terbalik. Batang kont*lnya yang memiliki ukuran super menggantung bergoyang-goyang dimuka mulutku seperti terong. Karna ujungnya menyentuh-nyentuh mulutku, saya terganggu untuk buka mulutku serta mulai menjilati ujung topi bajanya.
“Ouchh.. Jo.. ” badanku tersentak waktu lidah Parjo mulai menjilati vaginaku serta lidahnya menyodok kedalam lubang vaginaku menjilati dinding- dindingnya. Pantatku terangkat dengan automatis. “Arghh.. ” Parjo juga melenguh waktu mulutku menyedot-nyedot ujung kepala kont*lnya yang sangatlah keras.
Sesudah senang sama-sama menjilat serta mencumbu, Parjo membalikkan badannya menghadap ke arahku. Tangan Parjo selekasnya menguakkan ke-2 pahaku lebar-lebar. Ia meletakkan badannya di antara
ke-2 pahaku serta mulai menjadikan satu badannya ke badanku. Kulit Parjo yang telah licin oleh keringatnya yang berbau menyengat terlihat mengkilap. Titik-titik keringat bermunculan di kening serta lehernya. Parjo menghunjamkan badannya dalam-dalam berkali-kali kedalam sampai ke-2 tulang kemaluan kami sama-sama menempel satu serupa beda.
Mulut Parjo selekasnya melumat bibirku yang 1/2 terbuka karna terasa sesak napas waktu selangkanganku terganjal kont*l Parjo yang melesak kedalam lubang vaginaku sampai ke pangkalnya. Dalam sekali rasa-rasanya sampai mulut rahimku merasa agak ngilu tersodok ujung kont*lnya.
Saya yang sangatlah terangsang berupaya turut bergerak menyeimbangi tusukan tusukan Parjo di selangkanganku dengan menggerakkan pantatku yang tercengkeram oleh ke-2 tangannya. Parjo selalu mengayunkan pantatnya naik-turun diatas perutku dengan semua berat badannya tertumpu diatas perutku. Dadanya yang bagian ketat menekan ke-2 payudaraku. Napasku merasa sesak susah bernapas karna terhimpit berat badannya. Terlebih mulut Parjo yang masuk melumat bibirku berupaya menyedot-nyedot lidahku.
Saya dapat bernapas lega waktu Parjo melepas kont*lnya dari jepitan lubang vaginaku serta bangun. Ia duduk di pinggir sofa serta mengangkat badanku supaya duduk di pangkuannya. Badanku kembali direngkuhnya serta bibirku kembali dipagutnya dengan rakus. Saya yang duduk diatas pangkuan Parjo dengan mengangkangkan kaki diantara ke-2 pahanya tidak bisa bergerak karna ke-2 tangannya melingkar erat di punggungku serta menariknya ketat sampai payudaraku kembali tergencet dadanya yang bagian itu.
Poker Online Terpercaya
Saya menahan napas waktu batang kont*l Parjo mulai terjepit dinding lubang vaginaku serta melesak ke dalamnya. Semua bulu badanku merinding karna batang kont*lnya yang demikian besar serasa
menggesek semua celah dinding vaginaku.
“Ahh.. ” nyaris dengan berbarengan kami menghela napas lega waktu semua batang kont*l Parjo pada akhirnya masuk tertelan lubang vaginaku. Pantatku merasa geli tertusuk-tusuk rambut kemaluan Parjo yang agak tajam karna dicukur cepak. Saya terasa geli karna kantung telur Parjo yang lunak serta hangat melekat ketat dibawah pantatku.
Dengan dibantu ke-2 tangannya yang kuat yang menyokong ke-2 buah pantatku, badanku bergerak naik turun diatas pangkuan Parjo. kont*lnya yang terjepit ketat dalam lubang vaginaku menggesek semua relung dinding vaginaku. Saya mesti menggigit bibirku kuat-kuat supaya bisa menahan kesenangan yang mulai menggerogoti sumsum tulang belakangku.
Parjo menundukkan berwajah serta selekasnya menyurukkannya ke dadaku yang berayun-ayun bersamaan dengan pergerakan badanku yang seperti menari-nari diatas pangkuannya. Ke-2 payudaraku dilumatnya dengan bibirnya yang tidak tipis bertukaran. Lidah Parjo yang kasar serta panas mengilik-ngilik puting payudaraku yang dijepitnya dengan bibirnya. Saya terasa seperti melayang-layang terima rangsangan ganda begini.
“Ohh.. Joo.. ” tanganku selekasnya merengkuh kepala Parjo serta menekankannya ke dadaku. Perutku mulai terasa kejang-kejang. Pergerakanku mulai tidak teratasi diatas pangkuan Parjo. Dinding vaginaku merasa mulai berdenyut-denyut meremas kont*l Parjo yang terjepit di dalamnya. Pergerakanku makin liar serta kepalaku seperti tersentak ke atas.
“Terrushh Joo.. Oohh” saya menjerit panjang waktu ada suatu hal yang pecah didalam perutku. Saya telah tidak dapat menahan jebolnya gairahku. Pantatku berputar-putar liar diatas pangkuan Parjo seperti menginginkan menggesek serta menggerus kont*lnya yang tenggelam di dalamnya. Tangan Parjo membantuku memutar pantatku. Saya melayang-layang serta terhempas ke tempat kosong.
Napasku tinggal satu-satu. Capek sekali rasa-rasanya badanku. Saya terkulai lesu diatas pangkuan Parjo. Ke-2 tanganku memeluk erat lehernya untuk menyelesaikan sisa-sisa kenikmatan yang betul-betul melelahkan. Dinding-dinding vaginaku mengedut-ngedut sepanjang sebagian waktu lantas saya terdiam serta ambruk diatas pangkuan Parjo.
Parjo memberiku peluang untuk mengatur napasku dengan membiarkan saya terkulai di pangkuannya. kont*lnya yang masih tetap begitu keras tetaplah kuat memaku lubang vaginaku.
“Masih raih Lin..? ” bisik Parjo di telingaku. “He.. Eh.. ” saya tidak berani lihat berwajah karna malu, soalnya barusan saya menampik namun pada akhirnya saya berhasil ditundukkannya. Saya malu sekali kepadanya.
Perlahan Parjo mengangkat badanku dari pangkuannya. Serr.. Sangat nikmat waktu batang kont*lnya yang barusan menyumbat lubang kemaluanku tertarik keluar menggesek dinding vaginaku. Saya pernah melirik batang kont*l Parjo yang demikian basah serta licin mengkilat karna hasil orgasmeku barusan. Saya lantas dimintanya merangkak dengan menghadap ke sofa. Parjo berlutut di belakang badanku yang
membelakanginya.
Poker Online Terpercaya
“Ughh.. ” saya melenguh perlahan waktu mulut Parjo buat gigitan enteng diatas pinggulku. Otot-otot perutku terasanya ditarik karna rangsangan itu. Mulut Parjo tidak berhenti di situ. Mulutnya selalu berubah turun sampai saat ini ke-2 buah pantatku digigit-gigitnya dengan gemas. Semua badanku bergetar terima perlakuannya. Terlebih waktu lidah Parjo mulai menyapu-nyapu daerah sekitaran lubang anusku.
“Ja.. Janganlah Jo.. ” tetapi terlambat. Saya tidak dapat menghindar waktu lidah Parjo mulai menusuk-nusuk serta mengilik-ngilik lubang anusku. Geli sekali rasa-rasanya. Pantatku tidak bisa bergerak karna dicengkeram ke-2 tangannya yang kuat. Saya cuma dapat pasrah serta nikmati jilatan lidahnya di lubang
anusku.
Lubang vaginaku mulai keluarkan cairan pelicin sekali lagi waktu Parjo mengocoknya dengan ujung kepala kont*lnya yang digesek-gesekkan diantara bibir vaginaku. Hal semacam ini buat tusukannya jadi bertambah lancar.
“Ughh.. Hkkhh” Parjo menggumam waktu semua kont*lnya berhasil masuk kedalam lubang vaginaku. Saya juga bisa bernapas lega sesudah semua batang kont*lnya melesak masuk. Ia terdiam sebagian waktu nikmati denyutan dinding vaginaku yang melumat kont*lnya.
Nafsuku kembali bangkit waktu Parjo berkali- kali memaju-mundurkan pantatnya menarik serta mendorong kont*lnya didalam lubang vaginaku. Saya kembali tergerak nikmati tusukan-tusukannya dengan turut menggerakkan pantatku. Pantatku maju mundur berlawanan arah ikuti irama tusukannya. Bila ia menarik mundur saya maju apabila ia maju saya mendorong pantatku ke belakang menyambut tusukannya. Plok.. Plok.. Plokk.., demikianlah setiap saat pantatku beradu dengan tulang kemaluannya senantiasa terdengar nada seperti tepukan. Ke-2 payudaraku berguncang guncang setiap saat vaginaku disodok kont*l Parjo.
Darahku mulai menggelegak terbakar nafsu. Tangan Parjo yang semula mencengkeram ke-2 buah pantatku saat ini beralih serta meremas ke-2 payudaraku yang berguncang-guncang. Jari-jarinya
memilin ke-2 puting payudaraku.
“Ohh.. Joo.. Ter.. Russhh.. Terushh” tanpa ada malu-malu sekali lagi saya mendesis memohon Parjo selalu memompakan kont*lnya. Pantatku yang semula maju-mundur saat ini bergerak memutar seakan akan memeras. Dinding vaginaku kembali berdenyut denyut. Saya pejamkan mataku berupaya menahan ledakan yang telah nyaris hingga. Saya berupaya menahan lebih lama sekali lagi. Kelentitku yang telah mengembang tergores gesek oleh tusukan kont*l Parjo yang perkasa.
“Ohh.. Joo.. Arghh.. ” saya mengerang panjang. Saya telah tidak dapat bertahan sekali lagi. Siksaan gejolak napsu itu sangat kuat untuk kutahan. Saya mesti menyerah sekali lagi untuk yang beberapa kalinya, walau sebenarnya saya percaya Parjo belum juga apa-apa. Badanku merasa enteng sekali. Otot perutku mengejang serta badanku meliuk melepas orgasmeku. Saya selalu bergerak menyelesaikan orgasmeku lantas ambruk di sofa. Kubiarkan saja kont*l Parjo menancap di lubang vaginaku. Saya telah sangat capek untuk bergerak.
Saya cuma pasrah waktu Parjo menarik badanku serta membaringkannya di karpet ruangan meeting room itu. Badanku ditelentangkannya serta ke-2 kakiku dipentangkannya lebar-lebar. Saya berupaya menutupi lubang vaginaku yang menganga dengan tanganku. Saya risih juga karna sisi badanku yang paling pribadi dipelototi mata Parjo.
Parjo kembali merangkak diatas perutku serta menindihku. kont*lnya yang licin karna lendir orgasmeku kembali ditusukkannya ke lubang vaginaku. Kepala kont*lnya agak gampang tergelincir masuk kedalam jepitan lubang vaginaku karna memanglah sangatlah licin. Ia selalu mendorong pantatnya sampai semua kont*lnya amblas kedalam vaginaku.
Dengan bertumpu pada ke-2 lutut serta sikunya, Parjo mulai mengayunkan pantatnya naik turun diatas badanku. Batang kont*lnya dengan sendirinya bergerak keluar masuk menusuk-nusuk lubang vaginaku. Saya masih tetap belum juga dapat bergerak. Kubiarkan saja Parjo repot sendiri diatas badan telanjangku.
Poker Online Terpercaya
“Hmmghh.. Ughh.. Ughh.. ” mulut Parjo selalu saja mendengus seperti kerbau hilang ingatan. Ayunan pantatnya makin kencang menghantam vaginaku. Ia selalu bergerak memacuku. Berulang-kali mulut rahimku tersodok- sodok ujung kont*lnya. Ngilu bercampur nikmat berbaur jadi satu. Keringatnya sudah makin buat badannya licin. Aroma keringatnya yang maskulin betul-betul membuatku mabuk karena itu.
Saya makin tidak dapat bergerak karna berat tubuh Parjo seakan bertumpu pada perutku. Ke-2 tangannya beralih mengganjal ke-2 buah pantatku serta mencengkeramnya kuat-kuat. Bibirnya saat ini melumat bibirku serta lidahnya menggesek gesek langit-langit mulutku. Pantatnya semakin cepat memompa menghantam vaginaku. Saya terasa darahku mulai menggelegak. Perutku kembali mengejang tandanya juga akan menjangkau klimaksku sekali lagi.
Saya berupaya memutar pantatku yang dicengkeram ke-2 tangan Parjo dengan sisa tenagaku. Pergerakan pantatku memutar menyambut tusukan kont*lnya yang menderu deru. Vaginaku mulai mengedut-ngedut serta mataku seakan mulai terbalik menahan nikmat. Saya selalu bergerak menyambut nikmat. Pergerakanku serta pergerakan Parjo makin liar tidak teratasi. Kami keduanya sama mendengus danmengerang.
Tangan Parjo yang meremas ke-2 buah pantatku merasa lebih kuat. Pantatnya selalu menghunjam selangkanganku. Badanku menggeliat serta tersentak. Pantatku terangkat waktu saya terasa ada satu ledakan didalam perutku.
“Arrgghh.. Ter.. Rushh.. Terushh.. Oughh” mulut Parjo selalu memohonku percepat putaran pantatku. Saya selalu berupaya bergerak. “Ohh” saya merintih panjang berbarengan dengan berangan Parjo.
Mulut Parjo melumat bibirku kencang sekali waktu ujung kont*lnya menyemburkan mani kedalam mulut rahimku. Crrt.. Crtt.. Crrt.. Crrtt.. Crutt.. Hangat sekali rasa-rasanya waktu mulut rahimku tersembur air maninya. Badan Parjo ambruk diatas perutku. Kami keduanya sama terkulai lemah sesudah bertempur habis-habisan.
Saya tidak jadi lembur hari itu. Saya berkali-kali disetubuhi Parjo dengan beragam tempat di ruangan meeting VIP itu sampai loyo. Ruangan meeting VIP yang umum dipakai menjumpai tamu-tamu VIP
saat ini kami pakai untuk sama-sama memiting serta menyelesaikan gejolak nafsu liar kami.
Saya keluar kantor serta pulang ke tempat tinggal nyaris jam 23. 30 malam itu. Perselingkuhanku dengan Parjo kembali terulang karna ia mengancamku juga akan bercerita affairku dengannya pada beberapa rekannya apabila saya tidak ingin melayani hasratnya. Nyaris dua minggu sekali Parjo minta jatah dariku baik itu di kantor waktu sepi, di rest room atau di penginapan yang paling dekat.
Mulai sejak waktu itu saya jadi kekasih gelap Parjo, office boy di kantorku. Ia serta saya sudah berjanji untuk merahasiakan hubungan kami serta juga akan berlaku lumrah dimuka orang yang lain. Ia juga berjanji akan tidak menggangguku apabila saya tengah dirumah atau tengah dengan suamiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar