Poker Online Terpercaya
Sebut saja Indi (bukanlah nama sesungguhnya), dia yaitu tunangan rekanku yang bernama Edi (bukanlah nama asli) yang tinggal di Jakarta, yang mana pada saat itu Edi mesti keluar kota untuk kepentingan bisnisnya. Oh ya, Edi ini miliki adik lelaki yang bernama Deni, di mana adiknya itu rekan mainku juga. Bila tidak salah, malam itu yaitu malam minggu, kebetulan pada saat itu saya sekali lagi bersiap-siap untuk keluar.
Poker Online Terpercaya
iba-tiba telpon berbunyi, nyatanya dari Deni yang ingin pinjam motorku untuk menjemput rekannya di stasiun kereta api. Dia juga katakan nitip sebentar tunangan kakaknya, karna dirumah sekali lagi tak ada siapapun juga. Saya tidak dapat menampik, sekali lagi juga saya menginginkan tahu tunangan rekanku itu seperti bagaimana rupanya. Selang beberapa saat Deni datang, karna tempat tinggalnya memanglah tidak demikian jauh dari rumahku serta segera menuju ke kamarku.
“Hei Rick..! Saya segera pergi nih.. mana kuncinya..? ” kata Deni. “Tuh.., diatas meja belajar. ” kataku, walau sebenarnya dalam hati saya jengkel dapat juga batal deh acaraku. “Oh ya Rick.., kenalin nih tunangan kakakku. Saya nitip sebentar ya, soalnya barusan dirumah tidak ada siapapun juga, jadinya saya ajak dahulu ke sini. nanti kok Rick.., ” kata Deni sembari tertawa kecil. “Erick.., ” kataku sembari menyodorkan tanganku. “Indi.., ” tuturnya sembari tersenyum. “Busyeett..! Senyumannya..! ” kataku dalam hati. Jantungku segera berdebar- debar saat berjabatan tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya, wahh..! Mengakibatkan fikiran kotorku mulai keluar. “Heh..! Kok jadi bengong Rick..! ” kata Deni sembari menepuk pundakku. “Eh.. oh.. mengapa Den..? ” kaget juga saya. “Rick, saya pergi dahulu ya..! Ooh ya Ndi.., jika si Erick macem-macem, teriak saja..! ” ucap Deni sembari segera pergi. Indi cuma tersenyum saja. “Sialan lu Den..! ” gerutuku dalam hati. Seperginya Deni, saya jadi seperti orang bingung saja, serba salah serta saya tidak paham apa yang perlu kulakukan. Memanglah pada intinya saya ini sifatnya agak pemalu, namun kupaksakan juga pada akhirnya.
“Mo minum apa Ndi..? ” kataku melepas rasa maluku. “Apa saja deh Rick. Asal janganlah ngasih toksin. ” tuturnya sembari tersenyum. “Bisa juga bercanda nih cewek, saya kasih obat perangsang baru tau..! ” kataku dalam hati sembari pergi untuk ambil sebagian minuman kaleng didalam kulkas. Pada akhirnya kami mengobrol tidak menentu, hingga dia bercerita bila dia sekali lagi jengkel sekali serupa Edi tunangannya itu, pasalnya dia itu serupa sekali tidak paham bila Edi pergi keluar kota. Telah jauh-jauh datang ke Bandung, kenyataannya orang yang dituju sekali lagi pergi, walau sebenarnya terlebih dulu Edi katakan kalau dia akan tidak kemana saja. “Udah deh Ndi.., mungkin saja gagasannya itu di luar sangkaan.., jadi Anda mesti ngerti dong..! ” kataku sok bijaksana. “Kalo sekali sich tidak apa Rick, namun ini telah yang keberapa kalinya, Saya terkadang sukai berprasangka buruk, bebrapa janganlah Dia miliki cewek beda..! ” ucap Indi dengan suara jengkel. “Heh.., janganlah nuduh dahulu Ndi, siapa tau sangkaan Anda salah, ” kataku. “Tau ah.., jadi bingung Saya Rick, telah deh, tidak usah ngomongin Dia sekali lagi..! ” potong Indi. “Terus ingin ngomong apa nih..? ” kataku polos. Indi tersenyum mendengar ucapanku. “Kamu telah miliki pacar Rick..? ” bertanya Indi. “Eh, belom.. tidak laris Ndi.. mana ada yang ingin serupa Saya..? ” jawabku sedikit berbohong. “Ah bohong Anda Rick..! ” ucap Indi sembari mencubit lenganku. Seerr..!
Poker Online Terpercaya
Poker Online Terpercaya
“Okkhh..! Erick sayang, selalu Rick..! Okhh..! ” desahnya mulai tidak menentu. Senang dengan bukit kembarnya, tubuhku kugeser, lalu kujilati pusarnya, jilatanku semakin turun ke bawah. Kujilati sekitaran pangkal pahanya, Indi mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lantas kumasukkan, mencari suatu hal yang mungkin saja kata orang itu yaitu klitoris. Indi makin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Lalu saya mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, tampak terang sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya. “Aakkhh.. Rick.., ” Indi menjerit agak keras, rupanya dia telah orgasme, karna saya rasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga saya. Mungkin saja ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karna terlebih dulu saya tidak sempat. Saya masih tetap saja menjilati serta menyedot klitorisnya. “Rick..! Masukin Rick..! Masukin..! ” pinta dia dengan muka memerah menahan nafsu. Saya yang dari barusan memanglah telah menahan nafsu, lantas bangkit serta mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dahulu di sekitaran bibir kemaluannya. “Udah dong Rick..! Cepet masukin..! ” tuturnya manja. “Hmm.., rupanya ni cewek tidak sabaran banget. ” kataku dalam hati. Lalu kutarik badannya ke bawah, hingga kakinya menjuntai ke lantai, tampak kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, lalu kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan-lahan namun tentu kudorong badanku. “Bless..! ” pada akhirnya kemaluanku tenggelam didalam liang kemaluan Indri. “Aaakkhh Rick..! ” desah Indi. Kaget juga dia karna sentakan kemaluanku yang segera menerobos kemaluan Indi. Saya mulai mengerakkan badanku, semakin lama semakin cepat, kadang- terkadang sembari meremas- remas ke-2 bukit kembarnya. Lalu kubungkukkan tubuhku, lantas kuhisap puting susunya. “Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..! ” erang Indi sembari tangannya memegang ke-2 pipiku. Saya masih tetap saja menggejot badanku, tiba- tiba badan Indi mengejang, “Aaakkhh.. Eriicckk..! ” Nyatanya Indi telah menjangkau puncaknya duluan. “Aku telah keluar duluan Sayang..! ” kata Indi. “Aku masih tetap lama Ndi.., ” kataku sembari masih tetap menggenjot badanku. Lalu kuangkat badan Indi ke tengah tempat tidur, dengan spontan, kaki Indi melingkar di pinggangku. Saya menggenjot badanku, dibarengi goyangan pantat Indi. “Aakkhh Ndi.., miliki Anda enak sekali. ” kataku memberikan pujian pada, Indi cuma tersenyum saja. Saya juga heran, mengapa saya dapat lama juga keluarnya. Badan kami berdua telah basah oleh keringat, kami masih tetap mengayuh dengan menuju puncak kesenangan. Pada akhirnya saya tidak kuat juga menahan kesenangan ini. “Aahh Ndi.., Saya nyaris keluar.., ” kataku agak terbata-bata. “Aku juga Rick..! Kita keluarin sama- serupa ya Sayang..! ” kata Indi sembari menggoyang pantatnya yang bahenol itu. Goyangan pantat Indi makin liar. Saya juga tidak kalah serupa perihal dengan Indi, frekwensi genjotanku semakin kupercepat, hingga selanjutnya, “Aaakkhh.., Ericckk..! ” jerit Indi sembari menancapkan kukunya ke pundakku. “Aakhh, Indii.., Saya sayang Kamuu..! ” erangku sembari mendekap badan Indi. Kami terdiam beberap waktu, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon. “Kamu hebat sekali Rick..! ” puji Indi. “Kamu juga Ndi..! ” pujiku juga sesudah agak lama kami berpelukan. Lalu kami cepat- cepat menggunakan pakain kami kembali karna takut adik tunangannya Indi keburu datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar