![]() |
Poker Online Terpercaya |
Ibu Diah tingginya kurang lebih 175cm, bahkan juga lebih tinggi dari suaminya. Ibu Diah bekerja di satu perusahaan swasta di Lombok. Mulai sejak pertama kalinya bekerja di radio itu, saya telah jatuh cinta ama Ibu Diah untuk pertama kalinya. Ibu Diah ini begitu cantik, mungkin saja sensual. Tinggi kurang lebih 170cm, Payudaranya tidak besar, serupa sekali tidak besar. Namun malah payudaranya yang kecil itu yang membuatku begitu penasaran. Saya senantiasa terobsesi dengan payudara yang kecil! hihihii..
Satu saat ibu diah menyuruh saya ke tempat tinggalnya untuk melakukan perbaikan komputernya yang rusak. Sesampai didalam tempat tinggal saya tidak temukan siapa juga. Di mana Mbak Diah, fikirku. Kulangkahkan kakiku ke ruangan tengah. Kosong juga. Wah, dimana nih. Perlahan-lahan saya jalan ke dapur sembari mengharapkan ketemu dengan sang pujaan. Jika telah pada tidur ya saya pulang saja. Hingga saya dikejuntukan oleh sepasang tangan yang melingkar dipinggangku dari belakang. “malam ini temanin Mbak ya”, terdengar bisikan di telingaku.
Tanpa ada basa-basi saya selekasnya memutar badanku serta di depanku sudah berdiri Mbak Diah dengan paras yang begitu cantik. Muka Mbak Diah persis di depanku. Hidungku hampir bersentuhan dengan hidung Mbak Diah. Merasa hangat di wajahku saat Mbak Diah hembuskan nafas. Saya betul-betul di buat kagum. Mbak Diah telah bertukar baju dengan kimono warna pink. Matanya sayu menatapku. Tak tahu keberanian dari tempat mana yang mendorong wajahku hingga bibirku mengecup lembut bibir Mbak Diah. Tak ada perlawanan dari Mbak Diah. Bibirku selalu bermain di bibir Mbak Diah sebagian lama. Kurasakan tangan Mbak Diah buka lembut bajuku. Saya coba melingkarkan tanganku di punggung Mbak Diah. Kuusap perlahan-lahan punggungnya sembari selalu memainkan bibirku. Lidahku mulai menerobos masuk kedalam mulut Mbak Diah. Bibir Mbak Diah lembut sekali, wangi serta itu membuatku makin bernapsu.
Lidahku makin liar bermain. Kuciumi sekali lagi bibirnya, hidungnya, matanya, keningnya, pipinya, dagunya. Serta semua merasa lembut. Napas Mbak Diah makin memburu. Tanganku bergerak ke bawah mencari2 tali kimono. Sesudah ketemu, kubuka talinya perlahan. Saat berhasil kulepaskan, kimono itu turun jatuh ke lantai, Kumundurkan badanku serta nampaklah panorama yang begitu indah yang seringkali kubayangkan sampai kini. Mbak telah tidak menggunakan bra serta cd. Payudara yang sampai kini cuma ada pada imajinasiku saat ini terpampang terang dihadapanku. Terlihat puting yang kecil berwarna coklat serta merah muda pada ujungnya. Bener-bener sesuai sama ama selera serta harapaku. Payudaranya kecil, mungkin saja ukuran 34 a. Namun saya sukai banget ama yang segitu.
Poker Online Terpercaya
Saya bangkit serta kusandarkan badan Mbak Diah di tembok dapur dengan tempat badan berdiri. Saya berlutut sekali lagi serta saat ini sebagai sasaranku yaitu pahanya. Kuciumi perlahan paha kanan Mbak Diah. Tangan kanan Mbak Diah mencengkeram tembok. Kuciumi selalu mulai dr atas lutut hingga mendekati pangkal pahanya. Tercium aroma yang membuatku makin mabuk asmara saat menciumi sekitaran pangkal paha. Mbak Diah berupaya mengatupkan pahanya namun saya menahannya dengan ke-2 tangan agar tetaplah terbuka. Ciumanku geser ke paha yang kiri sesaat tangan kananku bergerak ke atas ke lokasi perut serta menyeka perlahan dengan ujung jariku. Mbak Diah makin mendesis tidak karuan.
“Oh… Eko… Shh… sh…”
Ciumanku selalu naik mendekati pangkal pahanya. Dengan pergerakan sedikit menyentak kurenggangkan sekali lagi paha Mbak Diah.
Oughhh… Mbak Diah melenguh panjang terima perlakuanku yang tiba2. Kupandangi sesaat gundukan di depanku. Jembutnya lebat sekali serta baunya wangi. Sembari tetaplah memegangi ke-2 lutut Mbak Diah, kujulurkan hidungku menyapu jembutnya. Badan Mbak Diah bergetar terima sapuan hidungku. Terlihat samar belahan daging serta kucoba menjilat perlahan membelah rimba jembut yang lebat itu.
“Ouhh… Eko…”, tangannya mencapai rambuntuku serta menjambak perlahan. Lidahku selalu menjilat mencari-cari daging nikmat. Kurasakan ada cairan melekat dilidahku. Gurih merasa di muluntuku. Muluntuku juga mulai mengisap gundukan indah Mbak Diah.
“oh… Sshh… Sshh… Eko… enak banget kooooo…”, desah Mbak Diah. Desahan itu membuatku makin ganas. Kontolku telah tegang dari barusan namun saya menginginkan bermain dengan Mbak Diah. Hisapanku di memek Mbak Diah makin liar. Sesaat Mbak Diah meliuk-liuk terima serangan di memeknya.
“Eko.. Kamu kok pinter banget sih…”, kata Mbak Diah manja. Saya cuma tersenyum saja mendengarnya.
Perlahan-lahan ciumanku naik ke perut Mbak Diah. Tidak lama di situ saya punya niat untuk segera menyerbu payudara Mbak Diah. Saya selekasnya bangkit. Kupandangi sesaat payudara Mbak Diah yang sejak dari barusan belum juga kusentuh serupa sekali. Lantas kupandangi muka Mbak Diah, titik2 keringat bermunculan di keningnya. Kumajukan wajahku ke arah payudara Mbak Diah, tanpa ada mengalihkan pandangan dari matanya. Hingga di payudara yang samping kiri kukecup perlahan putingnya. Mbak Diah mendongakkan berwajah terima sensasi kecil di putingnya. Kukulum puting payudara kiri Mbak Diah. Merasa hangat didalam muluntuku. Mbak mulai mendesis sekali lagi.
“terusin kooooooo… terusin”,
Saya makin gencar mengulum puting payudara Mbak Diah. Kadang-kadang kusedot dengan keras.
“Ahh.! ” Mbak Diah berteriak kecil.
Saya melirik ke payudara yang samping kanan. Selekasnya kuarahkan bibirku ke puting kanan. Perlakuanku lain kesempatan ini. Saya menyerbu payudara kanan Mbak Diah dengan begitu liar sesaat tangan kananku memegang dengan kuat payudara yang kiri. Terima perlakuanku yang beralih mencolok, Mbak Diah berteriak keras dengan menggoyangkan kepalanya kiri kanan. Keliaranku itu bertahan sepanjang 10 menitan sesaat kontolku berniat kugesek-gesekkan ke memek Mbak Diah.
Mbak Diah terus-terusan meracau. Tidak terang apa yang disampaikan. Saya telah tidak tahan sekali lagi. Selekasnya kubalik badan Mbak Diah kupaksa untuk menungging. Mbak Diah menahan badannya dengan tangan di tembok. Kuarahkan kontolku ke memek Mbak Diah. Perlahan saya cobalah menerobos liang memek Mbak Diah. Agak sulit juga mencari tempat lubang vagini Mbak Diah. Sesudah sebagian waktu pada akhirnya kontolku telah ada dalam jepitan memek Mbak Diah.
“Mbak…” saya menahan sebentar kontolku. Mbak Diah melenguh panjang.
“ouhh…hss…koooooooooo…”
saya selekasnya menarik kontolku perlahan hingga tersisa kepalanya dalam memeknya. Lantas kutusuk sekali lagi dengan pergerakan cepat. Mbak Diah bebrapa sekali lagi melenguh panjang. Kulakukan berkali-kali hingga 15 menit. Tanpa ada bertukar tempat saya percepat pergerakanku. Tanganku kubiarkan bebas menggantung. Kontolku selalu kupacu didalam memek Mbak Diah. Hingga satu saat badan Mbak Diah mengejang hebat serta Mbak Diah melolong hebat rasakan orgasme pertamanya. Badan Mbak Diah bergetar sebagian waktu. Saya mesti menahan badannya karna seperti ingin terjatuh ke lantai. Sesungguhnya saya juga telah nyaris hingga namun sekuat tenaga saya bertahan. Saya tidak ingin permainan ini cepat usai.
Kudiamkan sebentar kontolku didalam memek Mbak Diah serta membiarkan Mbak Diah mengatur napasnya, nikmati orgasmenya.
Poker Online Terpercaya
“Oh…uh…oh…uh”, nada Mbak Diah keenakan.
“Ko, enak banget”, imbuhnya sekali lagi. Tangan kirinya mencapai tangan kiriku serta menempatkannya di payudaranya. Sensasi di dua lokasi sensitifnya membuatnya buk diah gak makin gak karuan. Sodokanku di memeknya kupercepat sesaat tanganku makin kuat di payudaranya. Pada akhirnya, saya keluarkan senjataku yang paling akhir. Tangan kananku yang bebas kuarahkan ke lubang anusnya. Kuludahi anusnya serta kuusap keras sisi anus Mbak Diah. Saat ini 3 sisi sensitifnya habis saya buat. Mbak Diah makin nikmati permainanku. Kepalanya terayun-ayun menaikkan keseksiannya. Tubuhnya selalu terguncang-guncang terima sodokan kontolku. Saya juga mulai kacau rasakan sensasi di kontolku.
“Mbak, enak banget Mbak”, kataku?
“heh…uh… terusin ko. Ahh…”
Jariku coba menerobos ke liang anus Mbak Diah. Saya tidak berani sangat dalam. Takut menyakiti Mbak Diah. Kontolku selalu menghunjam di memek Mbak Diah. Hingga pada akhirnya saya rasakan gelombang begitu kuat yang siap menerobos keluar dari kontolku.
“Mbak… Saya dah mo keluar Mbak… Mphhh…”
Iiiiyyaaaa ko… mbak juga… aaayooo koooo…”
Kupercepat pergerakanku. Kontolku selalu menerobos memek hingga akau tidak kuat sekali lagi menahan gejolakku…
Croot…croot…croot… Ah… Ah… Ah…
Pergerakan kontolku kuhentikan didalam memek Mbak Diah. Serta badan Mbak Diah juga bergetar begitu hebat. Tangan kirinya mencengkeram tangan kiriku yang bermain di payudaranya dengan begitu kuat.
“AHHH…ekooooo”, teriaknya penuhi ruang dapur.
Kujatuhkan kepalaku ke punggung Mbak Diah. Kutarik kontolku bebrapa perlahan, serta kuhunjamkan sekali lagi kedalam memek Mbak Diah namun dengan pergerakan yang begitu perlahan. ke-2 tanganku memegang lembut payudara Mbak Diah. Nikmat banget. Sumpah nikmat banget. Kuciumi perlahan punggung Mbak Diah sesaat Mbak Diah gak tahan terima orgasmenya.
Baca Juga : Sedarah Dikamar Tante Ninik
Sesudah sebagian waktu, saya tetaplah membiarkan kontolku bertahan didalam memek Mbak Diah. Lantas, bebrapa perlahan kutarik kontolku. Mbak Diah melenguh rasakan gesekan perlahan di memeknya.
“Mbak… Nikmat banget. Mbak cantik sekali”, bisikku perlahan.
“Eko… Kamu hebat. Hhh…mbak tidak ngira kamu ingin ama mbak”, tuturnya sembari membalikkan badannya serta saat ini duduk terkulai lemas di lantai.
Saya tersenyum saja mendengarnya.
“Kapan-kapan, jika mbak ingin, Eko ingin ya nemenin Mbak sekali lagi? ”
“Mmmmm… Siap Mbak! Apa pun buat Mbak! ”, jawabku sembari tersenyum manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar