Breaking

Poker Online Terbaik Indonesia

Minggu, 16 Juli 2017

Memuaskan Istri Sahabatku

Poker Online Terpercaya

Saya serta sahabatku ini tumbuh dengan, kami bersahabat sejak dari kecil, kenakalan kecil, belajar mabuk, melamar pekerjaan, bahkan juga main cewek juga kami senantiasa dengan. Denis memanglah ganteng serta lumayan play boy. Yang saya tahu tentu, dia termasuk juga hiper. Two in one senantiasa jadi menu harus jika kami singgah ke jalan Mayora Subono Surabaya. Dia juga memiliki banyak rekan mahasiswi yang siap gunakan serta lucunya dia seringkali menawari saya bercinta dengan gadis mahasiswinya dimuka hidungnya. Kadang-kadang dia mengajak threesome. Saya sich ok ok saja, why not enak kok serta sekali lagi saat itu saya hanya karyawan swasta yang bergaji kecil, sedang Denis telah mempunyai usaha sendiri yang cukup berhasil.

Sayang sekali di umur 32, sahabatku ini alami kecelakaan yang membuat dia sangat terpaksa memakai kursi roda. Walau sebenarnya dia baru dua th. menikah serta dikaruniai satu anak lelaki yang lucu.

Momen ini benar benar membanting dianya, untunglah Dea benar benar istri yang setia serta senantiasa memompakan semangat hidup supaya Denis tidak menyerah. Jadi teman dekat akupun tidak jemu bosannya menghibur supaya dia ingin coba ikuti therapy.

Seperti umum pada malam minggu saya main kerumahnya, dari pada ngeluyur tidak karuan, maklum se-tua ini saya masih tetap bujang.

" Don.. Elo masih tetap ingat zaman kita hilang ingatan dahulu? Minimum gue senantiasa ambillah dua cewek. Hahahaha serta mereka senantiasa ampun ampun jika gue ajak lembur " Denis tersenyum senyum sendiri. Saya mengerti rupanya Denis terguncang karna kekuatan seks yang dibanggakan mendadak hilang dari dianya.

" Don, gue mesti berikan suatu hal ke elo, mengapa gue senantiasa bicara mengenai seks ke elo. Hhhhhhhh…. Gue kasihan serupa Dea…. Dia istri yang baik serta setia, namun gue mustahil memaksa dia untuk terus-terusan mengikuti gue. Dia miliki hak untuk bahagia " Denis terdiam cukup lama.

" Istriku masih tetap muda, 26 th.. Gue tidak menginginkan dia kelak menyeleweng. Tambah baik kami berpisah baik baik, dia dapat memperoleh suami yang tambah baik " Matanya menerawang.

" Namun Dea tetaplah bersikukuh tidak ingin. Baginya menikah hanya sekali dalam kehidupannya. Namun gue cemas Don… Gue kuatir… Karena… Hhhhh karena…. Dea nafsunya besar. Dapat kamu pikirkan begitu tersiksanya dia. Kami dahulu nyaris sehari-hari bercinta " Denis terdiam sekali lagi lama.

Tempo hari dia bicara 'Mas saya tidak juga akan menyeleweng, karna cintaku telah absolut. Jika kamu memaksa untuk berpisah, saya tidak dapat. Memanglah bila bicara seks, begitu berat bagiku. Namun kita dapat coba gunakan tangan kan mas. Mas dapat puasin gunakan tangan mas, pakai lidah juga masih tetap bisa…. Kita cobalah dahulu mas…'

Poker Online Terpercaya

" Kami cobanya Namun karna lumpuhku, jari serta lidahku tidak dapat maksimum, serta dia tidak dapat orgasme. Juga sempat gunakan dildo. Itupun juga tidak berhasil. Ini lebih dikarenakan tempat badanku yg tidak mensupport. Pada akhirnya saya menyebutkan kalau bagaimana bila kamu coba gunakan cowok beneran. Kita dapat gunakan gigolo, asal kamu bercinta di depanku janganlah di belakangku. Saya katakan kalau ini cuma murni untuk mengasyikkan dianya. Kamu paham.kamu mengerti? Istriku cuma menangis, dalam hatinya sesungguhnya dia mungkin saja ingin namun entahlah. Hhh… Sesungguhnya saya ingin minta tolong kamu… Pertama kamu rekanku, telah seperti saudara sendiri, kamu belum juga menikah, kamu saat ini juga telah tidak segila dulu… Mungkin saja telah berhenti ya? Jadi saya minta tolong bener-bener minta tolong puaskan istriku " Kata Denis, suaranya sedikit tercekat…

" No.. No.. No no no no…. Tidak Den.. Saya tidak mau… Maaf saya tidak dapat bantu sesuai sama itu, Dea wanita baik baik, saya memandangnya seperti malaikat. Serta saya benar-benar menghormatinya. Sorry saya pulang dahulu Den… Tolong perbincangan ini janganlah diteruskan " Saya menghindar.

Dea yaitu wanita prima, cantik, hatinya lembut, setia ke suami, tidak neko neko, serta badannya benar benar prima. Denis benar benar sinting jika saya disuruh meniduri istrinya.

Tiga minggu lalu, pagi pagi saya singgah sekali lagi ke tempat tinggalnya, saya fikir dia telah tidak ingin membahas itu sekali lagi, nyatanya saya salah. Kesempatan ini dia memohonku sembari memohon, bahkan juga matanya berkaca kaca, " Don please, bantu saya, kamu tidak kasihan saksikan istriku? Kami telah setuju bila kamu serta dia tidaklah perlu ML. Mungkin saja memuaskan dengan tangan atau lidah ", saya benar-benar tidak sepakat dengan gagasannya, namun lihat permintaannya hatiku trenyuh. " Ok Den, saya cobalah bantu, namun saya butuh bicara dahulu dengan Dea ".

" Bicaralah dengannya, dia berada di halaman belakang, bicaralah " Desak Denis.

Perlahan-lahan saya mengambil langkah ke sisi belakang tempat tinggalnya yang besar, saya saksikan Dea tengah menyirami bunga anggrek, cahaya matahari pagi ikut menyiram berwajah yang lembut, kimononya yang berwarna merah kontras sekali dengan kulitnya yang putih bersih.. Benar-benar anggun… Mungkin saja Denis telah berikan tahunya karna dia seperti menanti kedatanganku.

" Hai De… Mana si kecil Andre? Masih tetap tidur ya? " Tanyaku basa basi.

" Hai mas.. Iyaaa.. Andre masih tetap bobo… Tumben datang pagi begini… Telah sarapan belum juga? " Dea tersenyum lembut. Berwajah cuma ber make-up tidak tebal, demikian prima.

" Telah kok, eh saya bantu potongin anggrek yuk? Dahulu saya sukai bantu ibuku menjaga anggrek. Eehh ini kelihatannya kepanjangan De.. Cobalah deh dipotong lebih pendek sekali lagi, agar lebih cepat berbunga " Kataku sok serius.

" Mas saya begitu menyukai mas Denis. Akupun tahu dia benar-benar mencintaiku. Dia yaitu suami yang pertama serta paling akhir " Suaranya tercekat, berwajah menunduk. Dea bicara segera ke pokok masalah. Ini tambah baik, karna makin lama di sini saya makin canggung.

" Saya benar-benar mengharapkan, mas Donny tidak menganggapku wanita murahan. Mas Denis katakan kalau bila lihat saya bahagia jadi dia juga bahagia. Jadi kelak apa yang kita kerjakan mesti tetap dalam koridor sama-sama menghormati ya mas " Saat ini matanya berkaca kaca.

" De, saya ikuti apa maumu, bila kelak kamu minta berhenti, saya berhenti. No hurt feeling… Janganlah cemas saya tersinggung, Kamu yaitu wanita yang paling saya hormati sesudah ibuku. Aku… Saya juga akan memperlakukanmu dengan terhormat " Bisikku.

Perlahan-lahan Dea menarik tanganku menuju lantai 2, mungkin saja ini kamar tamu. Interior kamar benar-benar nyaman, warna warna soft menguasai, dari mulai warna bedcover, bantal serta tirai terkomposisi dengan baik, benar benar memperoleh sentuhan wanita.

" Bagaimana dengan Denis? Dia sempat katakan jika mesti sepengetahuan dia.. " Tanyaku cemas, saya tidak ingin dituduh mengkhianati teman dekat sendiri.

Poker Online Terpercaya

" Mas Denis kelak datang sesudah dia rasa kita ada jalinan chemistry yang lebih jauh. Saya juga keberatan jika mas menyentuhku dimuka mas Denis sangat selalu jelas. Saya tidak ingin hatinya sakit. Serta ditahap awal ini saya benar-benar mengharapkan kita tidaklah terlalu jauh. Mungkin saja saya belum juga sangat siap… Serta maaf jika tiba tiba saya minta berhenti.. Mas ngerti kan perasaanku? " Dea berkata dengan muka menunduk. Tangannya tampak gemetar saat perlahan-lahan tempat buka bedcover. Saya cuma mengangguk tanpa ada bicara.

Lantas Dea jalan menuju meja rias, membelakangiku, perlahan-lahan dilepaskan cincin kawin dijarinya " Saya tidak dapat bercinta dengan orang yang lain dengan tetaplah menggunakan cincin ini " Tuturnya berbisik.

'Maafkan saya De, saya juga akan meperlakukan kamu dengan baik.. ' Bisikku dalam hati.

Perlahan-lahan dia berbalik menghadapku sembari buka gaunnya, nyatanya di balik kimononya, Dea cuma menggunakan lingerie warna pink, G-string plus stoking putih berenda. Saya tidak ingin asal-asalan untuk mengawalinya. Ini saya gunakan juga untuk menghormati mas Donny, Dea jalan perlahan-lahan ke arahku. Saya cuma dapat menahan nafas, dadaku sesak bergemuruh, rasa-rasanya susah untuk bernafas, rasa-rasanya saya akan tidak dapat menyentuhnya, dia sangat indah, Dea sangat indah untukku, kakiku lemas.

Dengan perlahan-lahan Dea buka kancing bajuku, sedikit mengelus dadaku yang berbulu, berwajah masih tetap menunduk, tanganku menyentuh rambutnya lembut lalu saya cium perlahan-lahan keningnya.. Dengan bertelanjang dada tanpa ada melepas celana panjangku, ku tuntun Dea ketempat tidur. Saya peluk lembut, saya ciumi keningnya berkali-kali. Turun ke pelipis, lama saya cium di situ. Saya mesti membuatnya rileks….

Matanya yang indah terlihat berkaca kaca. Hembusan nafasnya masih tetap memburu bergetar.
Saya tahu Dea masih tetap belum juga siap…
Saya bisikkan kata kata lembut ketelinganya " De… Kamu enjoy saja, saya tidak juga akan menyentuh yang tidak harusnya kok. Janganlah cemas, kita tidaklah terlalu jauh, ini cuma seperti perjumpaan saja… Ok? " Dea mengangguk sembari pejamkan matanya coba menghayati.

Lalu bibirku menyentuh pipinya, harum Kenzo di lehernya, membimbingku ke arah sana. Lehernya benar-benar indah, bibirku menyelusuri leher jenjangnya sembari sepintas menciumi belakang telinganya.

" Oooohhhh.. Mas.. Ahhhh " Nafasnya dihembuskan panjang, rupanya barusan dia sangat tegang. Saya tetaplah menciumi dia, tidak beranjak dari sekitaran pipi, kening, leher serta telinga. Berniat tidak kucium bibirnya, takut membuat moodnya jadi hilang. Namun nyatanya Dea sendiri yang mencari bibirku, serta mencium lembut perlahan-lahan. Tubuhku terasa meremang.

Lalu kami berpandangan dekat, matanya lekat menghunjam mataku, seperti mencari keyakinan disitu. Ini yaitu titik gawat, berhenti atau lanjut…

Perlahan-lahan Dea pejamkan matanya, bibirnya sedikit terbuka, saya tahu bila ini semuanya dapat berlanjut lebih jauh. Kucium lama serta lembut bibirnya yang indah itu.

Perlahan-lahan bibirku turun ke leher sedikit ke bawah. Turun… Turun ke belahan dadanya yang ranum. Wanginya benar-benar memabukkan. Dea cuma melenguh perlahan " Eeehhhhh.. Mas ".

Tanganku mulai mengelus pahanya, saya gosok perlahan-lahan, tanganku berhenti saat jemari Dea menyentuh tanganku. Ahh mungkin saja saya sangat jauh.. Nyatanya jemari Dea menggosok-gosok permukaan lenganku. Kulanjutkan sekali lagi gosokan tanganku ke pangkal pahanya.

Poker Online Terpercaya

Kusentuh missVnya yang hangat. Saya tidak membuat pergerakan yang tiba tiba, semuanya mesti mengalir lembut. Cukup lama jemariku menyentuh bulu bulunya. Bibirnya merasa dingin, Dea telah mulai terangsang sembari masih tetap mencium lembut bibirnya, jemariku mulai menyentuh klitorisnya, demikian tersentuh, Dea segera merintih nafasnya memburu " Mas uffff.. Mas.. " Cepat sekali vaginanya basah. Saya mengerti, mungkin saja telah setahun Dea tidak disentuh Denis.

Bibirku perlahan-lahan mulai mencium dari belahan dada menuju bukit indahnya. Belum juga sempat kulihat toket seranum ini. Lidahku menari nari diujung putingnya yang merah muda. Saya sentuh dengan ujung lidah lalu sedikit saya sedot lantas saya terlepas sekali lagi, demikian berulang ulang. Sangat nikmat. Saya lirik muka Dea merah padam, nafasnya tersengal sengal " Geliii… Aaahhhh… Geliii mas…. Janganlah lama lama… Geli… Aduuuuhhh ".

Berniat saya lanjutkan jilatanku, dengan sedikit keluarkan erangan, supaya Dea tahu jika saya sendiri juga super terangsang. Eranganku dengan erangannya saat ini bersahut sahutan. Kepala Dea bolak balik terbangun mungkin saja karna dia tidak tahan dengan gelinya. Jemariku jadi bertambah cepat menggosok-gosok klitorisnya. Tiba tiba jemari Dea meremas rambutku serta ke-2 tangannya juga menghimpit kepalaku, hingga saya susah bernafas karna tenggelam di toketnya. Pinggul Dea terangkat tinggi sembari merintih panjang " Masssssss… Ahhhhh Dea Orgasme…. ".

Pinggul kembali terhempas ke tempat tidur yang segera terayun ayun, tubuhnya melemas, tangannya lunglai ke bawah, sembari berkali kali menelan ludahnya Dea mulai menangis memalingkan berwajah.

Saya ciumi lembut kepalanya, kucium air matanya di pipi, lalu kucium tidak tebal bibirnya.
Perlahan-lahan kepalaku turun ke leher, dada, perut, pusar serta berhenti di bulu bulu kemaluannya. Lidahku mulai menari di klitorisnya yang super basah. Dea cuma terdiam.

Saya masih tetap repot menjilati vaginanya yang wangi. Dea mulai recovery sekali lagi jemari lentiknya meremas rambutku. Dagunya terangkat ke atas, nafasnya terputus putus memburu. Perlahan-lahan kuturunkan celanaku. Bibirku kembali pada atas, mencium pusarnya, mengecup putingnya lalu menyentuh bibirnya. Mataku beradu dengan matanya. Pandangan mataku ajukan pertanyaan, haruskah kuteruskan.

Dea tahu bila batangku melekat kemaluannya. Perlahan-lahan kakinya melingkar ke pahaku.. Mata kami tetaplah berpandangan. Ku gesekkan batangku perlahan-lahan tempat, Dea sedikit merintih, bibirnya terbuka..

Kepala batangku mulai menghimpit, menghimpit sedikit masuk, masuk sekali lagi perlahan-lahan, lantas kaki Dea menghimpit pinggulku hingga batangku lebih dalam masuk. Masuk semuanya.. Tubuhku meremang, batangku merasa hangat. Mata kami masih tetap beradu pandang… Tiba tiba disudut matanya keluar air bening yang mengalir perlahan-lahan ke pipinya. Dea kembali menangis…

Kembali saya cium lembut bibirnya. Pinggulku tidak segera saya gerakkan, supaya dia terasa nyaman dahulu dengan batangku di dalam. Lantas Perlahan-lahan saya mulai gerakkan pinggulku sedikit untuk sedikit, " Perlahan perlahan mas " Dea merintih.

Pergerakan lebih kupercepat, saya rasakan batangku masuk seutuhnya dalam vaginanya, Tempat tidur mulai berguncang, bunyi geritan besi tempat tidur mulai keras terdengar.

Tiba tiba Dea memelukku erat, bibirnya mendekat ke telingaku serta berbisik " Kok besar sekali mas, terima kasih, sangat nikmat mas… Ooohhh nikmat " Dea saat ini lebih agresif menciumku, lidahnya mulai berani masuk ke mulutku.

Badan kami berguling, saat ini dia diatasku. Automatis batangku lebih menghunjam kedalam, tempat ini favoritku karna saya dapat seutuhnya lihat kecantikannya, lihat lekuk badannya, meremas dadanya serta pinggulnya lebih leluasa.

Pergerakan badan Dea mulai liar, berwajah ada keatas dengan mata terpejam. Pergerakannya jadi lebih cepat dari pergerakanku. Badannya mulai menggigil dipenuhi peluh yang mengucur deras di sela belahan toketnya, panorama ini membuat badannya terlihat sensual, kujilati semuanya peluhnya dengan nikmat. Dea mendekati puncak…. Sesaat saya sulit payah bertahan supaya tidak ejakulasi.

" Aaaaaa… Aaaaaaahhhh.. Aahh! " Dia mulai tidak malu keluarkan rintihan serta erangan suaranya lebih keras, tiba tiba badannya menghentak keras, lenguhannya memanjang lalu badannya lunglai ambruk di badanku. Selekasnya kupeluk erat serta kucium lembut keningnya. Saya lega… Suka dapat memuaskannya..

" Terima kasih mas…. Terima kasih… Saya belum juga sempat terasa nikmat begini, 2 x orgasme " Bisik Dea.

Poker Online Terpercaya

" Saya dapat lanjutkan jika kamu ingin, De " Bisikku sembari menciumi pelipisnya.
" Terima kasih… May be next time… Saat ini giliran mas Donny… Mas belum juga senang kan? " Saya tersenyum serta kugelengkan kepalaku.
" No… Tidak perlu… Itu tidak perlu. Kamu dapat nikmati, itu lebih perlu. Bila saya ikut mencari kenikmatan berarti saya tidak menghormati kamu. Semuanya buat kamu, De… Cuma buat kamu " Dalam hati kumaki maki diriku, kenapa saya sok suci. Namun tidak dapat kumaafkan diriku bila saya turut nikmati peluang emas ini, Dea bersedia bercinta denganku berarti dia telah menghempaskan semuanya harga dianya di hadapanku. Saya menghormati serta menghormatinya.

" Mas… Kamu baik sekali… Benar-benar kamu baiiiikk sekali ". Dea memelukku erat serta lama sekali hingga saya terengah engah karna kepalaku tenggelam di belahan toketnya. Sesungguhnya saya menginginkan melanjutkan dengan melumat serta mengigit gigit putingnya, namun saya tidak ingin mengakibatkan kerusakan situasi.
Kenapa Denis tidak kemari, tidakkah dia minta kita bercinta di depannya. Saya tidak ingin disebutkan mengkhianati rekan…

" Mas Denis mungkin saja telah lihat kita dari barusan, dia berada di ruang di balik kaca meja rias, itu kaca tembus pandang mas " Dea menerangkan saat lihat mataku melihat pintu.
" Oiya, mas tidak bersih bersih tubuh? Saya bantu di kamar mandi yuk… " Sembari menarik tanganku.
Kami sama-sama menggosok-gosok tubuh, saya remas lembut toketnya dari belakang serta mencium lembut punggungnya. Dea kembali merintih.. Badannya berbalik lalu melumat bibirku, benar benar agresif, tiba tiba Dea jongkok serta cepat menggenggam batangku sedetik lalu mulutnya mengulum milikku yang semakin mengeras penuh. Saya benar benar tidak mengira Dea lakukan itu. Perbuatannya membuat kakiku lumpuh.

" Janganlah De… Janganlah De… Kelak saya keluar ahhh… De.. Telah.. Please… " Rintihku.

Dea selekasnya berdiri sekali lagi lantas berbalik menghadap shower dinding. Saya tahu dia menginginkan saya masuk dari belakang. Dengan guyuran air hangat, saya masukan batangku cepat, saya telah tidak tahan, nafsuku telah mencapai puncak, Dea juga menggerakkan badannya menyeimbangi badanku.

" Aaahhh mas…Aku… Aku… Ahhh... Aku…. " Badannya kembali menggeliat serta mengejang, jemarinya kuat meremas tangkai shower, sesaat saya benar benar tidak bisa kuasai diriku.

Spermaku yang tertahan dari barusan pada akhirnya harus menyembur keluar, masuk jauh ke relung vaginanya… Sh (bip) t kenapa saya tidak dapat menahannya? Dea kembali jongkok serta saat ini bersihkan lelehan spremaku dengan lidahnya. Aduh saya terasa geli sekali. Dia kocok kocok sekali lagi supaya semuanya spermaku keluar. Lalu akhirinya dengan sedotan panjang diujung batangku.

Ooohhhh Dea.. Mengapa saya mesti ejakulasi…

Usai berbersih diri serta menggunakan pakaian, kami keluar kamar. Rupanya Denis telah menanti dimuka TV, dia tersenyum dari terlalu jauh. Saya terasa jengah, terasa tidak enak. Sesaat Dea menunduk serta jalan sangsi ke samping suaminya.

Dari kursi rodanya, Denis memeluk pinggang istrinya " Terima kasih Don, kamu teman dekat yang baik. Saya telah lihat percintaan kalian barusan. Saya mengharapkan kamu tidak keberatan untuk melanjutkan kelak ".

Saya cuma mengangguk perlahan. Dapatkah saya cuma bertahan murni bercinta tanpa ada melibatkan perasaan? Saya tidak percaya dengan diriku. Saya tidak percaya kelak tidak jatuh cinta pada Dea… Serta saya percaya Dea juga memiliki perasaan yang serupa. Sorot matanya saat bercinta barusan tunjukkan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Poker Online Terbaik Indonesia