Breaking

Poker Online Terbaik Indonesia

Selasa, 05 September 2017

Gairah Sex Janda Muda Desa Terpencil

Poker Online Terpercaya


Pada saat KKN di satu daerah terpencil di Indonesia (Di satu desa kecil yang belum juga terjangkau angkutan dari arah kota, bahkan juga untuk menjangkau jalan raya yang dilewati mobil angkutan, mesti jalan kaki sepanjang 2 jam), kukira warganya masih tetap terbelakang serta kurang pergaulan. Maklum di satu diantara dusun, yang ditempati sekitaran 100 keluarga, cuma satu yang memiliki TV dengan memakai aki. Namun sebenarnya beda.


Poker Online Terpercaya

Berikut pengalamanku hidup ditengah- tengah masyarakat itu, sudah pasti pengalamanku di bagian sex. Saya kebetulan bermalam dirumah Sekdes, yang nyatanya seseorang ibu muda berusia saya taksir kurang dari 40 th.. Langsing, kulitnya mulus serta rupawan. Memanglah beda dibanding dengan masyarakat umumnya di sekelilingnya. Serta yang jadikan saya begitu bernafsu yaitu karna statusnya yang janda beranak satu. Disuatu sore, mendekati malam, saat baru datang dari universitas untuk konsultasi skripsi, kudapati tempat tinggal Mbak Yati (demikianlah panggilan Sekretaris Desa yang tempat tinggalnya kutempati itu) nampaknya sepi. Tubuhku basah kuyup, karna kehujanan selama perjalanan kaki dari jalan raya. Saya dorong pintunya serta nyatanya tidak terkunci.

Saya selekasnya menuju ke kamarku, kulepas semuanya bajuku serta kukeringkan dengan handuk. Tiba- tiba ada satu langkah mendekati kamarku, kuintip dari balik tirai, Mbak Yati mendekat ke kamarku. “Ini peluang, ” fikirku. Saya selalu mengeringkan kepalaku dengan handuk hingga mataku tertutup serta pura-pura tidak paham bila Mbak Yati mendatangi kamarku. Tanpa ada kusengaja kemaluanku menjadi tambah besar. Bergantung ke sana-kemari saat badanku tergoncang karna gosokan yang keras di kepalaku. Benar saja Mbak Yati menyingkapkan tirai, tetapi saya pura-pura tidak memandangnya, meskipun dari pori-pori handuk saya lihat Mbak Yati dengan raut berwajah agak terperanjat, namun dia diam saja. Bahkan juga kelihatannya dengan cermat memerhatikan alat vitalku yang semakin lama semakin besar oleh tatapan Mbak Yati. Saya pura-pura terperanjat saat kulepas handukku dari kepalaku.

“Oh, Mbak Yati, kirain siapa, ” Saya berniat membiarkan kemaluanku tidak kututupi, ada perasaan bangga mempertontonkan kemaluanku sewaktu tengah gagah-gagahnya. “Dik Windu, datang kok tidak bebrapa katakan, ” bicaranya cukup tenang, seolah-olah tidak melihatku aneh. “Iya Mbak, baru datang selalu kehujanan. ” “Aduh, kelak masuk angin, saya ambilkan minyak angin ya. ” “Nggak usah Mbak, takut panas. ” “Lha iya agar anget gitu lho. ” “Maksud saya, takut panas bila terkena ini, lho Mbak. ” “Ah Dik Windu dapat saja, mikiran apa sich kok ngacung-ngacung seperti gitu, ” kesempatan ini Mbak Yati ingin lihat terpedoku, saya bahagia sekali. “Ih, gede banget sich Dik. ” “Pernah saya ukur 17 cm kok Mbak, ” Saya jalan mendekatinya. “Dik Windu dapat saja, pakai diukur- ukur semua, ” kupegang pundaknya, serta dia diam saja. “Kok sepi Mbak, kemana anak-anak beda. ” “Anu.. khan, sekali lagi berjumpa Ayah Bupati, ” nampaknya ia agak gugup serta seperti ingin mengambil langkah ke belakang. Namun kutahan dia, bahkan juga saat kucium pipinya ia diam saja. Kulanjutkan dengan bibirnya, ia juga diam saja. Bahkan juga memberi sambutan yang hangat. Saat ini Mbak Yati yang aktif menciumi badanku dengan gemasnya, saya diam saja, serta kulucuti bajunya. Saat kubuka BH-nya, saya tertegun, payudaranya masih tetap kencang serta mulus, ukurannya tengah. Perutnya ramping, cembung dibawah, sedikit diatas jembutnya.

Poker Online Terpercaya

 Mbak Yati selalu menyerangku dengan kecupan- kecupan yang membuatku kewalahan serta jatuh ke tempat tidur karna terdorong oleh kuatnya tekanan Mbak Yati yang telah telanjang bulat itu. Saya cuma dapat memegang payudaranya sembari memijat, mengelus serta memelintir putingnya. Mbak Yati selalu mengecup tiap-tiap inci dari badanku, dadaku, lenganku, perutku serta pahaku. Kejantananku yang sangatlah keras dipegangnya selalu seolah telah jadi hak kepunyaannya saja. Dikecupnya ujung kemaluanku, saya mengelinjang kegelian. Tetapi Mbak Yati tidak melanjutkan. Sembari tersenyum manis ia berkata, 1/2 berbisik, “Nanti saja.. ” Sembari memeluk serta menciumku dengan hangat serta membalikkan tempatnya hingga saya ada di atasnya. Saat ini tempatku lebih leluasa, saya dapat pandangi kemolekan badan Mbak Yati, tiap-tiap senti dari permukaan badan itu kuciumi dengan penuh nafsu. Nafas Mbak Yati semakin memburu, lama kutempelkan pipiku pada perutnya. Perasaan suka mengagumkan menyelimutiku. Sembari tanganku selalu meremas-remas payudaranya. Kuturunkan kepalaku ke bawah, kuciumi paha samping dalam Mbak Yati, sampai sampailah ke jaringan lunak yang ada di dalam selangkangannya. Kujilati benda itu, sampai Mbak Yati menjerit kecil sembari mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, seakan- juga akan inginkan saya menjilatinya. Liang kewanitaan Mbak Yati sangatlah basah, saya selalu menjilati daging kecil yang berada di sisi atas kemaluannya, yang menurut dia bernama “itil” ya mungkin saja bhs kerennya ya “klitoris ” itu. Sesudah jemu saya menjilati liang kewanitaannya, saya bersiap-siap mengarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, Dengan cekatan ia bimbing batang kejantananku sampai dimuka gerbang kewanitaannya. Dengan sekali sentak masuklah kepala burungku. Terlihat masih tetap lumayan seret, hingga tidak semua segera dapat menghujam kedalam liang kewanitaannya. Sesudah sekian kali maju mundur baru semua terbenam sampai kurasakan ujung kemaluanku menyentuh dinding kewanitaannya yang terdalam. Mbak Yati melenguh, menjerit serta semakin memelukku dengan kuat. “Terus Dik.. selalu Dik.. Tahan Dik, saya.. ingin.. keluar, Ohh.. ” Dia memelukku dengan kuat sembari meluruskan kakinya, sampai batang kejantananku merasa terjepit. Dengan enaknya.
Sampai akupun tidak tahan sekali lagi membendung air maniku bertahan. Saya selekasnya mencabut kejantananku serta kukocok-kocok sampai muncratlah air maniku diatas perutnya. Sebagian detik lalu heninglah situasi di kamar itu. Nampaknya hari telah mulai malam, hujan selalu turun dengan derasnya. Tetapi nafas Mbak Yati yang memburu serta badannya terbaring dengan lunglai. Saya terlentang di sebelahnya. Dia selekasnya tertidur dengan kepala diatas perutku, menghadap ke kemaluanku. Akupun nampaknya terlena juga. Pada saat Mbak Yati membangunkanku, untuk makan malam. Saya menggunakan piyamaku serta menuju ke ruangan makan, Mbak Yati kenakan daster yang tidak tebal. Saat kurogoh dari bawah dasternya, nyatanya ia tidak menggunakan celana dalam. Mbak Yati menghindar dengan genit walau pernah tersentuh juga. Dalam pembicaraan sepanjang makan malam, baru kutahu kalau dia memiliki anak wanita yang tengah sekolah di Sekolah Pekerja Sosial di Semarang. Tiap-tiap minggu ia pulang ke tempat tinggal. Nani, anak Mbak Yati, memanglah manis serta supel. Disuatu hari minggu ia memanglah datang serta saya pernah bercakap dengan Nani. Saat itu ibunya tengah ada pekerjaan mengikuti Pak Kades terima kunjungan anggota DPRD. Karena sangat akrabnya saya bercakap dengan Nani, sampai tidak canggung-canggung sekali lagi ia masuk keluar kamarku ataupun demikian sebaliknya. Bahkan juga saat Nani memohonku untuk buat satu diantara pekerjaan teks pidato, saya tanpa ada sungkan-sungkan masuk ke kamarnya. Dengan tidak berniat saya temukan amplop kecil diatas meja belajarnya. Saat kubuka nyatanya gambarnya yaitu gambar porno kelompok XX. Nani cuek saja saat kuamati gambar-gambar itu. Tidak merasa sisi bawahku mulai berontak. Mendadak Nani membungkukkan tubuh di depanku, sembari turut lihat gambar-gambar porno itu. “Nani, tidak gunakan BH lho..

Poker Online Terpercaya

” Saya kaget bukanlah kepalang, mendengar nada manja itu, serta kulihat berwajah sangatlah dekat dengan wajahku. Serta yang lebih dahsyat sekali lagi yaitu, dengan tempat menduduk itu jadi payudaranya yang bebas tidak terbungkus BH itu bergantung indah. Saya selekasnya mencapainya, sembari kucium bibirnya. Jadi aksi perasaan serta refleks priaku saja. Nani membalasnya dengan tidak ingin kalah lahapnya. Kubuka T-shirtnya, serta kuciumi putingnya yang kecil namun panjang, seperti puting ibunya. Serta kulepas semuanya bajunya, paling akhir yaitu celana dalamnya. Kuraih kemaluannya, jembutnya masih tetap tidak sering, hingga belahan liang kewanitaannya yang berwarna merah jambu bisa tampak dengan terang. Ia susupkan tangannya kedalam celana pendekku. Demikian temukan batang pelerku yang sangatlah tegang ia lemas serta menarikku ke tempat tidurnya. Saya melepas bajuku, sampai telanjang bulat. Saya baringkan ditempat tidurku, dengan tempat kemampuanng, memberi peluang untuk Nani untuk nikmati sisi badanku yang begitu kubanggakan itu. Benar saja, ia dengan sigap mencapai kemaluanku serta mengulumnya, walau masih tetap begitu tidak profesional, namun kuhargai juga keberaniannya. Mungkin ia cuma menginginkan mempraktekkan apa yang sempat ia saksikan pada photo porno. “Jangan terkena kena gigi, ” seruku saat giginya menggesek ujung kemaluanku, yang membuatku nyengir. “Eh sorry, Mas.. ” Lantas ia jilati semua permukaan batang kejantananku, sampai ke-2 pelerku tidak luput dari serangan ini. Saya cuma meringis menikmatinya. Sesudah tak ada sekali lagi macam darinya memperlakukan kemaluanku, kubimbing dia untuk terlentang. Ia menurut saat kubuka bebrapa perlahan pahanya, saat ini dengan terang liang kewanitaan yang manis memiliki bentuk itu. Saat kusibakkan, kulihat warna merah menantang, sedang lendirnya telah banyak mengalir ke sprei batiknya. Tempatku telah siap untuk menyetubuhinya. Batang kemaluanku telah pas dimuka mulut liang kewanitaannya. “Nan, masih tetap perawan tidak, saya masukin ya? ” pintaku. Nani tidak menjawab tetapi dengan kuat ia menarik bokongku, sampai amblaslah batang kejantananku masuk lokasi terlarangnya. Memanglah baru separuh, sempit sekali, saya nyaris tidak tega saat Nani meringis sembari pejamkan matanya. “Kenapa Nan, Mas cabut ya.. ” “Jangan, ” bisik Nani sembari menjepit punggungku dengan ke-2 kakinya. Kugerakkan maju mundur pelan- perlahan, karna sempitnya liang kewanitaannya. Buat Nani mengeleng-gelengkan kepalanya kekiri serta kekanan sampai pada akhirnya keluar satu jeritan panjang dari mulutnya. Tetapi selekasnya kuciumi mulutnya supaya jeritan itu tidak terdengar tetangga. Orgasme Nani lama sekali, seperti orang kesurupan, kepalanya kupegangi kuat-kuat supaya mulutnya tidak terlepas dari ciumanku. Hingga nada jeritan itu tertelan sendiri. Tubuhnya kejang, pelukannya kencang sekali. Pada akhirnya tumpahlah kesenangan Nani. Saya begitu senang dapat memuaskannya. Meskipun maniku belum juga keluar, saya senang sekali. Nani tertidur, saya selekasnya kenakan pakaian, serta dengan berjingkat ke arah kamarku dekat kamar Mbak Yati. Dimuka kamar Mbak Yati kudengar nada, waktu kusingkap serta saya terperanjat ternyatan ada Mbak Yati. Saya ketakutan serta nyaris tidak dapat bicara. Dengan nada seadanya saya mendesis, “Oh, Mbak kok telah pulang. ” Tidak kusangka Mbak Yati tersenyum manis, mendekatiku serta mencium bibirku. “Jangan buat anakku hamil, ya. ” “Jadi, Mbak tahu bila akau habis begituan serupa Nani? ” “He eh, anak saat ini memanglah beda dengan zaman saya dahulu, baru kenal telah tidur bareng. ” Saya nyaris tidak yakin ini, kemaluanku masih tetap belum juga lemas, karna memanglah belum juga keluar. Mbak Yati tahu itu. Ia bebaskan celanaku serta selekasnya dihisap- hisapnya kejantananku dengan lihainya sampai keluarlah maniku kedalam mulutnya. Mbak Yati tersedak, serta selekasnya menuju dapur meminum air kendi. Saya cuma bengong saja. Lama tidak bergerak dari tempatku berdiri. Kemaluanku bergantung dengan santainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Poker Online Terbaik Indonesia